“Dan mengaku-ngaku mengklaim sebagai pihak yang lebih berhak menjadi sultan. Termasuk pihak-pihak yang meragukan keabsahan keluarga kami sebagai zuriat dari Sunan Gunung Jati,” tandas dia.
Goemelar merasa, pesan itu perlu disampaikan. Diketahui masyarakat. Agar peran keraton dalam syiar agama dan sosial bisa optimal. Serta menjaga nilai-nilai adat, tradisi, dan budaya. Goemelar meminta untuk menghindari kegaduhan dengan membuat prasangka.
Kembali ditegaskan oleh adik Almarhum Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat itu, kalau keluarga besar Sultan Sepuh XII adalah trah Sunan Gunung Jati. “Kami ingin menyampaikan, mengklarifikasi polemik selama ini di Keraton Kasepuhan. Supaya Keraton Kasepuhan ke depannya kondisif. Tidak ada kegaduhan,” terangnya.
Goemelar tidak ingin terjadi saling fitnah, berprasangka, atau menghujat. Karena semua, kata Goemelar, adalah saudara. “Karena keraton ke depan harus tetap eksis. Keraton juga buka milik kita. Kita diamanahi oleh leluhur kami. Yaitu Sunan Gunung Jati dan Pangeran Walang Sungsang,” tuturnya. Pun ada yang mengklaim soal polmak di Kasepuhan, Goemelar mengembalikan semua ke proses hukum. (ade)