Agus juga memastikan tabung oksigen untuk di RSDGJ masih dalam keadaan stok aman. Dikarenakan RSDGJ memiliki generator pembuat oksigen yang sudah dilakukan pelatihan. Diharapkan bisa berfungsi dua hari ke depan. “Aman untuk kebutuhan di RSDGJ, tapi kita belum tahu kebutuhan di RS lainnya seperti apa. Kota Cirebon hanya ada 2 distributor O2 dan juga 1 generator di RSDGJ,” terangnya.
Sejauh ini, pihaknya juga sudah diminta oleh Sekda Provinsi Jawa Barat untuk membentuk Satgas Posko Oksigen di masing-masing kota/kabupaten. Dalam pembentukan tersebut ditunjuk Asisten 2 sebagai Koordinator Ketua Posko.
“Pak Asisten 2 diminta menyusun daftar ketersediaan O2, daftar kebutuhan oksgien, dan daftar agen distributor oksigen berdasarkan jenis tabung untuk setiap RS dan puskesmas, baik pemda maupun swasta. Diharapkan tanggal 6 Juli 2021 sudah ada,” pungkas sekda.
Sementara itu, berdasarkan pantauan Radar Cirebon di salah satu depot pengisian oksigen di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Cirebon, petugas tampak sibuk melakukan pengisian tabung tabung oksigen. Satu per satu tabung oksigen dimasukan ke dalam truk.
Sejumlah mobil ambulans dari sejumlah puskesmas juga tampak silih berganti datang. Ada orang orang yang membawa mobil pribadi yang datang untuk mengisi tabung oksigen miliknya.
“Setiap hari banyak kirim juga untuk keperluan industri. Tetapi untuk saat ini, hampir separuhnya dialihkan untuk keperluan medis,” ungkap Zainal, Accounting PT Samator Gas Industri. PT Samator Gas Industri merupakan salah satu produsen gas industri yang salah satu produknya adalah oksigen.
Salah satu depot pengisianya berada di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Cirebon. Tempat ini, lanjut Zainal, biasa menyuplai kebutuhan oksigen untuk wilayah Cirebon, Majalengka, Indramayu, dan Kuningan. Meningkatnya permintaan ini, kata Zainal, kemungkinan akibat kasus Covid-19 terus naik, terutama di wilayah Cirebon dan sekitarnya.
Oleh karena itu, pihaknya mengalihkan kuota oksigen pada sektor industri untuk memasok kebutuhan oksigen di rumah sakit atau warga yang datang langsung. “Hampir separuhnya kita kirim ke rumah sakit, karena kasus Covid-19 banyak. Kebutuhan yang biasanya untuk industri, kita kurangi sampai lebih dari 50 persen untuk keperluan medis,” ujar Zainal.