INDRAMAYU-Abrasi di sepanjang pantai di Kabupaten Indramayu memang semakin parah. Di Desa Dadap Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu misalnya, lahan daratan yang hilang akibat abrasi terus bertambah, termasuk diantaranya lahan sawah.
Kuwu Desa Dadap Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu, Asyriqin SSos mengungkapkan, sejak ia menjabat sebagai kuwu pada tahun 2018 sampai saat ini, sudah 60 meter daratan yang tergerus abrasi.
Saat ini sedang dilakukan pembangunan break water (pemecah ombak), namun Asyriqin juga berharap adanya kepedulian pihak Pertamina khususnya Pertamina RU-VI Balongan yang dekat dengan lokasi.
“Harapan kami pihak BUMN seperti Pertamina juga bisa ikut peduli terhadap persoalan abrasi pantai, karena selama ini belum pernah tersentuh,” kata Asyriqin, saat acara “Gerakan Menanam 2000 Mangrove untuk Dadap”, yang digagas mahasiswa KKN UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Angkatan 105 kelompok 69, Minggu (22/8), di pantai desa setempat.
Asyriqin menyambut baik kegiatan penanaman pohon mangrove yang digagas para mahasiswa tersebut. Menurutnya, keberadaan tanaman mangrove diharapkan tidak membuat abrasi semakin parah. “Jangan dilihat berapa pohon yang ditanam. Tapi kita hargai niat baik anak-anak muda yang masih peduli terhadap lingkungan,” tandasnya.
Acara ini juga mendapat dukungan dari anggota TNI, sejumlah perguruan tinggi dan sekolah di Kabupaten Indramayu, sejumlah organisasi pemuda, dan yang lainnya.
Ketua Panitia Kegiatan, Muhammad Romadhon mengatakan, penanaman 2000 tanaman mangrove ini merupakan bentuk kepedulian mereka terhadap kondisi pantai di Desa Dadap yang rusak tergerus abrasi. Ia berharap melalui penanaman mangrove bisa membantu agar abrasi tidak semakin parah dikemudian hari.
“Saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada pak Kuwu Desa Dadap yang telah memberikan support kepada kami,” ungkapnya. (oet)