“Ini semuanya kelihatan semuanya, di seluruh Tanah Air. 514 kabupaten/kota dan provinsi kita punya semuanya. Angka-angka seperti ini. Sehingga bisa kita pantau. Mana yang kita datangi, mana yang kita peringatkan, mana yang kita beri warning, semuanya. Karena angka-angkanya selalu ada di dashboard dan selalu ada di meja saya. Saya juga setiap hari selalu mendapatkan laporan mengenai negara-negara lain posisinya seperti apa. Sehingga tindakan apa yang harus kita injeksi itu jelas,” tegas Presiden.
Kepala Negara memisalkan seperti daftar RS yang oksgiennya akan habis, akan terlihat semuanya. “Jadi hati-hati. Bupati/walikota harus cek hal-hal yang seperti ini. Oksigennya seperti apa, obat-obatannya seperti apa, di RS dan puskesmas, cek,” pinta Jokowi.
Bahkan, Jokowi meminta walikota dan bupati di Jawa Barat agar menyampaikan jauh-jauh hari sebelum stok obat-obatan di daerahnya habis. “Jangan ngomong gitu dong, jangan besok mau habis baru ngomong sekarang. Mestinya ada planning, perencanaan, diikuti sehingga paling dua minggu akan habis remdesivirnya sudah diomongin dulu. Urusan obat bukan urusan yang gampang,” tandas Jokowi.
Ia juga sempat menyebutkan bahwa semua negara dengan total 221 negara tentunya akan saling rebutan untuk mencari obat-obatan hingga vaksin. “Siapa yang mendahului bisa merebut, dia yang dapat. Termasuk juga vaksin. Saya menyinggung, kalau Jabar diberikan 15 juta akan selesai sampai akhir tahun ini di Desember. Saya senang saja kalau vaksinnya cukup kita akan berikan. Tapi problemnya kita juga rebutan vaksin,” ungkap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
“Selama 7 bulan dari Januari 2021, kita hanya dapat 68 juta dosis. Padahal kebutuhan kita 428 juta. Tapi Agustus mulai dapat, naik. September, Oktober, November Insya Allah akan jauh lebih banyak. Perkiraan saya satu bulan 70-80 juta kita bisa dapat. Pengaturannya saya akan perintahkan agar Jabar diberikan prioritas karena penduduknya paling besar di Tanah Air,” imbuh Presiden Jokowi.
Jokowi juga mengakui bahwa sempat bertemu dengan Walikota Bogor Bima Arya dan disampaikan bahwa Bogor siap untuk menyelesaikan target vaksinasi Covid-19 pada bulan September 2021. Tetapi terhambat dengan stok vaskin. “Saya imbau jangan sampai ada stok vaksin di kabupaten/kota. Datang, habisin. Gak apa-apa. Kedua, diprioritaskan suntikan kedua. Tapi kalau enggak, tidak apa-apa suntikan vaksin pertama,” ucapnya.