Selain itu, menurut RK, tingkat kematian di Jawa Barat ada di bawah rata-rata nasional. Demikian juga dengan kasus aktif yang terus menurun. “Tingkat kematian kami (Jawa Barat) 1,9 persen. Kasus aktif 3,28 persen atau angka absolutnya 22 ribu pasien aktif. Sudah tak tertinggi lagi di banding provinsi lain,” jelasnya.
Untuk meningkatkan kesembuhan dan menurunkan angka kematian, lanjut RK, pihaknya terus berupaya membagikan obat gratis dan juga telekonsultasi oleh dokter-dokter di Jawa Barat. Dari segi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Jawa Barat juga berangsur-angsur meninggalkan masa kedaruratan. Terbukti dengan sudah tidak adanya kota/kabupaten yang berada di PPKM Level 4. “Dari sisi PPKM, berita terbaru yang masuk sudah tidak ada lagi PPKM Level 4. Mayoritas masih di Level 3. Sedang kita kebut supaya banyak yang ke Level 2 dan siapa tahu ke Level 1,” ungkapnya.
Pemprov Jawa Barat juga saat ini lebih fokus menyelesaikan vaksinasi Covid-19. Menurut RK, vaksinasi tidak hanya dilaksanakan oleh pemerintah daerah, tapi juga TNI, Polri, serta pihak ketiga. Sampai Selasa (31/8), Jawa Barat sudah mendapat 16 juta dosis vaksin Covid-19. Meski masih jauh dari target.
Jumlah penduduk Jawa Barat terbesar di Indonesia, sekitar 50 juta jiwa. Menurut RK, jika pemerintah pusat menginginkan Jawa Barat menyelesaikan program vaksinasi tahun ini, maka dibutuhkan 15 juta dosis per bulan. RK berharap kebutuhan vaksin bisa dipenuhi pemerintah pusat. (jerrell)