PTM Terbatas di Kota Cirebon masih terus berjalan. Penerapan protokol kesehatan (prokes) tidak boleh kendur. Harapannya, jika berjalan baik dan kasus terus mengalami penurunan, maka PTM bisa dilakukan dengan 100 persen kapasitas.
Kepala SMPN 2 Kota Cirebon Dr Hj Ani Rusnaeni MPd mengatakan hari kedua pelaksanaan PTM Terbatas kemarin pihaknya mengkhususkan kepada 50 persen siswa dari kelas 7 dalam satu harinya. Lalu dilanjutkan dengan PTM Terbatas kelas 8 yang dibagi juga ke dalam dua hari.
“Semua antusias sekolah. Kita juga sudah menyiapkan sarana dan prasarana sejak jauh-jauh hari. Prokes tetap ketat. Seperti meminta anak-anak dan guru memakai masker, cuci tangan, dan menjaga jarak. Dan yang tak kalah penting adalah mengikuti vaksinasi,” terang Ani kepada Radar.
Terkait dengan pembelajaran di awal pertemuan tatap muka, Ani menjelaskan pihaknya lebih menekankan kepada perkenalan kembali PTM yang memang selama 1,5 tahun belakangan tidak bisa dilakukan oleh sekolah-sekolah. Sehingga, untuk waktu 2 jam yang diberikan oleh pemerintah dirasa cukup mengakomodir kegiatan yang dilakukan.
“Untuk awal-awal ini kita membuat anak-anak senang dulu. Apalagi kami lihat anak-anak kelas 7 agak bingung. Karena mungkin mereka kaget dari tahapan SD ke SMP, di mana satu tahun tidak ada PTM, tiba-tiba datang ke sekolah. Karena itulah kita bikin mereka enjoy dulu,” katanya.
“Itu trik dari kami. Ajaklah anak itu untuk happy dulu. Karena memang lingkungan itu yang mendominasi anak untuk senang. Kita buat nyaman dahulu. Jadi saya rasa untuk pembelajaran awal diberikan waktu 2 jam cukup,” tambah Ani.
Selain itu, dalam pelaksanaan PTM Terbatas tersebut guru-guru juga harus melakukan pembelajaran jarak jauh bagi siswa-siswi yang ada di rumah. Berkaitan dengan itu, Ani menjelaskan, guru-guru sepenuhnya juga siap dan tidak mengalami kendala dalam melakukan PTM dan PJJ yang harus bersamaan.
“Karena sudah merupakan tanggungjawab dan tupoksi serta rutinitas mengajar, guru-guru tidak kesulitan. Karena dari pemerintah menyampaikan walau ada PTM, PJJ Tetap harus diberikan. Apalagi barangkali ada anak yang tidak masuk sekolah. Jadi tidak ada masalah,” ungkap Ani.