Gali Potensi Tersembunyi

Gali Potensi Tersembunyi
0 Komentar

Letaknya dihimpit pertokoan. Serta gemerlap pusat kota di antara jantung ekonomi Kota Cirebon. Tapi jangan salah, Masjid Jagabayan selalu jadi tujuan pendatang dari berbagai penjuru negeri. Ratusan hingga seribuan orang, bisa hilir-mudik antre. Sekadar memanjatkan doa. Berharap dikabul.===================AKSES masuknya di antara tembok di sisi kiri dan kanan. Lebar sekitar 90 sentimeter. Meski agak bersenggolan jika dua orang bertemu berlawanan arah. Apalagi jika ada pengendara motor yang lewat. Pejalan kaki harus mengalah, menyerongkan badan agar tak beradu dengan setir.
Lorong gang itu panjangnya sekitar 11 meter. Hingga tembus ke rumah-rumah warga. Lalu tak ada jalan lagi. Alias buntu. Di gang itu, ada empat rumah warga. Baru saja lewat bibir gang, tepat di sisi kanan letak Masjid Jagabayan. Tampak luar tak terlalu luas. Dan memang kondisi di dalam pun demkian. Saat Salat Jumat (24/9) kemarin hanya mampu menampung 52 jamaah. Luasnya sekitar 7×8 meter saja.
“Dulu bangunan masjid berbentuk kotak. Tidak ada ruang yang menonjol untuk imam seperti sekarang,” tutur Mochamad Faozan, kuncen generasi ke-11 masjid yang berlokasi di Jalan Karanggetas, Kota Cirebon itu saat ditemui pada Jumat (24/9).
Sekilas mengyinggung sejarah. Konon dulunya masjid ini pos penjagaan. Tempat pemeriksaan sebelum menuju Keraton Cirebon. Ya, dulu hanya ada satu keraton di Kota Wali. Lain dengan sekarang.
Di pos itu, para wali kerap sekadar singgah. Berkumpul. Saat masuk waktu salat, ditunaikan di tempat. Terus berangsur-angsur seperti itu. Akhirnya pada tahun 1437, salah satu Patih Prabu Siliwangi, Tumenggung Nalarasa, menjadikan pos penjagaan itu sebagai masjid. Sampai sekarang telah berusia 584 tahun.
Lebih dari setengah abad, sekurang-kurangnya telah dilakukan tiga kali perombakan. Tapi tak banyak mengubah bentuk asli. Kecuali penambahan ruang khusus untuk imam tadi. “Insya Allah tempat untuk pengimaman akan dibongkar semua. Saya kembalikan ke bentuk asal,” sambung Faozan.
Dia ingin masjid itu seperti saat pertama dibangun. Dengan kesan sejarah yang kental. Ruang untuk pengimaman itu dibangun sebelum krisis moneter. “Sekitar tahun 1997-1998,” kata ayah dari 7 orang anak tersebut.

0 Komentar