Makam tokoh syiar agama Islam satu ini memang tak sepopuler makam lain. Tapi tak luput dari tujuan peziarah. Khususnya dari luar kota. Terletak di antara pepohonan yang rimbun. Juga rumah penduduk sekitar.ADE GUSTIANA, Cirebon“DI sini (Makam Pangeran Suryanegara, red) bukan seperti di Sunan Gunungjati,” kata Juru Kunci Makam Pangeran Suryanegara, Dewata, kepada Radar Cirebon, kemarin (5/10).
Maksudnya, Makam Pangeran Suryanegara tidak sepopuler Makam Sunan Gunungjati di Kabupaten Cirebon. Pun dampak terhadap perekonomian di sekitarnya. “Lihat saja (area makam sekitar, red) tidak ada pedagang,” sambung juru kunci makam tokoh penentang kekuasaan kolonial Belanda di tanah Cirebon itu.
Memang. Suasana sekitar sangat sepi. Bahkan kemarin tak ada peziarah satu pun. “Kedatangan peziarah, paling saat malam Jumat Kliwon,” lanjut Dewata. “Jumat Kliwon kemarin (30/9) kedatangan sekitar 4-5 peziarah,” tutur dia.
Rumah Dewata hanya sepelemparan batu dari lokasi makam. Makam Pangeran Suryanegara ada di dalam sebuah bangunan permanen berbentuk persegi. Di sekelilingnya, banyak makam-makam lain.
Suasana kemarin sangat sunyi. Disediakan tempat khusus bagi peziarah yang ingin memanjatkan doa –tepat di dekat Makam Pangeran Suryanegara. Juga ada musala. “Kedatangan wisatawan rupa-rupa tujuannya. Ada yang minta keselamatan, jodoh. Asal jangan nyupang (pesugihan, red) aja,” terang juru kunci.
Tiap tahun ada dua acara rutin yang digelar. Pertama tawasulan atau syukuran. Diselenggarakan malam Jumat Kliwon di bulan Oktober. Acara kedua dilaksanakan tiap bulan Maulid. “Acara kedua dilaksanakan tanggal 18 bulan ini (Oktober),” terang kuncen.
Pangeran Suryanegara adalah tokoh penyiar agama Islam sekaligus tokoh penentang kekuasaan kolonial Belanda di tanah Cirebon. Makam Pangeran Suryanegara berada di Kampung Wanacala, Kelurahan/Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon.
Luas lahan berdasarkan tembok keliling 2.698 m2 itu dimiliki Kesultanan Kasepuhan Cirebon. Situs dikelola juru kunci yang masih memiliki hubungan famili dengan Kesultanan Kasepuhan Cirebon. Di sekitar area pemakaman begitu rindang karena terdapat banyak pohon-pohon yang sangat tinggi dan besar yang diperkirakan berumur ratusan tahun. Seperti sawo kecik, kesambi, kepuh, dan mundu.