JAKARTA- Terdakwa kasus penghapusan red notice atas nama Djoko S Tjandra, Irjen Napoleon Bonaparte, ‘berteriak’ bahwa selama ini disudutkan dan dizalimi. Tersangka kasus penganiayaan terhadap Muhammad Kece itu membuat surat terbuka yang menyinggung kasus yang menjeratnya.
Dalam surat terbukanya ia mengaku selama ini selalu diam dan mengalah. Terbelenggu oleh seragam institusinya dan terpaksa menerima nasib yang sudah ditentukan.
“Sebenarnya selama ini saya sudah mengalah, dalam diam karena terbelenggu oleh seragamku untuk tutup mulut dan menerima nasib apapun yang mereka tentukan,” tulis Napolen dalam surat terbukanya, dikutip kemarin.
Dia juga mengatakan memiliki bukti nyata adanya pengakuan dari orang yang diperalat untuk menzalimi dirinya selama ini. “Hari ini aku tunjukkan kepadamu, bukti nyata itu.., yaitu pengakuan orang yang telah diperalat untuk menzalimiku demi menutupi aib mereka,” tulisnya.
Selain itu, Napoleon Bonaparte juga menyebut bahwa dirinya bukan koruptor. Dia menjelaskan bahwa pengadilan yang menyebutkan koruptor adalah penngadilan sesat. Terakhir, dia mendoakan agar seluruh masyakat Indonesia selalu dalam lindungan Allah SWT dan merdeka dari penjajahan orang berambut hitam. “Semoga kita selalu dalam perlindungan Allah SWT dan menjadi bangsa yang merdeka dari penjajahan kompeni berambut hitam itu,” ujarnya.
Sementara itu, Polri enggan menanggapi surat yang ditulis Irjen Napoleon Bonaparte. Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono mengatakan proses hukum kasus dugaan suap penghapusan red notice Djoko Tjandra yang menjerat Napoleon hingga kini masih berlangsung.
Sehingga, kata dia, Polri harus menghormati proses yang tengah berjalan tersebut. “Itu masih proses, nanti penyidik yang akan menyelesaikan kasus ini,” kata Rusdi Hartono, Rabu (6/10).
Terpisah, kuasa hukum Napoleon, Ahmad Yani mengatakan surat terbuka yang ditulis kliennya untuk menyikapi sejumlah persolan hukum yang tengah menjerat Napoleon.
Diketahui, selain terseret kasus dugaan suap, Napoleon juga terseret kasus dugaan penganiayaan terhadap Muhammad Kece. “Kayanya kalau kita lihat dari isinya merespons kasus keduanya. Soal Djoko Tjandra dan Muhammad Kece,” katanya.