Mengurai benang kusut di Keraton Kasepuhan butuh waktu panjang. Belum tentu juga bisa terselesaikan dengan cara musyawarah. Tapi bukan mustahil. Kalau saja masing-masing pihak mau duduk bersama. Toh dalih mereka meluruskan sejarah. Tak ada yang terang-terangan haus kekuasaan.ADE GUSTIANA, Cirebon
SIKAP Juru Bicara Adat KH Muhammad Annas patut didengar. Yaitu ketika menyatakan siap untuk duduk bersama dengan Rahardjo Djali dan juga Luqman Zulkaedin untuk meluruskan masalah kesultanan. Lalu melakukan pengkajian dan pelurusan nasab.
Dia berbicara mewakili Pangeran Wisnu Lesmana Nugraha yang baru saja melaksanakan jumenengan menjadi Sultan Kasepuhan gelar Pangeran Jayawikarta III pada Rabu (20/10). “Kami akan legawa mundur kalau memang kami tidak bisa membuktikan sebagai sultan yang sah. Begitu juga harusnya pihak lain,” kata Annas, usai jumenengan itu.
Namun sayang, ketika dihubungi kemarin (21/10) untuk wawancara terkait jumenengan Pangeran Wisnu Lesmana Nugraha, Sultan Sepuh Aloeda II Rahardjo Djali tak menjawab pesan WhatssApp yang dikirimkan Radar Cirebon. Baik secara langsung atau telepon.
Pun dengan kubu Sultan Sepuh XV Luqman Zulkaedin melalui Direktur Badan Pengelola Keraton Kasepuhan (BPKK) Cirebon Ratu Alexandra Wuryaningrat. Pesan WA kepada keduanya dibiarkan centang biru. Tanpa ada balasan.
Sampai saat ini, belum ada sosok atau pihak yang muncul dan bersedia menjadi jembatan terkait keinginan duduk bersama. Pemkot Cirebon? masih adem ayem. Belum ada pernyataan resmi terbaru.
Padahal, kata Dedi Setiawan –seniman Cirebon- pemerintah harus segera turun tangan. Negara harus hadir membereskan. “Cirebon sedang mengalami persoalan, maka negara harus hadir membereskan ini semua. Bukan menyerahkan ini dalam keraton,” tandas dia.
Sejauh yang telah berlangsung, masing-masing pihak sebatas saling sahut di media. Para pihak memberikan pernyataan, data/fakta yang dimiliki –membantah pernyataan/klaim pihak lain. Tak ada solusi konkret. Yang ada situasi terus memanas. Bahkan menimbulkan pertikaian di lapangan seperti saat Rahardjo Djali melantik perangkat pembantu pada 25 Agustus 2021 lalu. Kompleks keraton jadi arena tawuran.
Sebelum Pangeran Wisnu Lesmana Nugraha dari keluarga Amir Sena, masih segar di ingatan. Yaitu ketika Pangeran Kuda Putih (PKP) Santana Kesultanan Cirebon atau Pangeran Heru Rusyamsi Arianatareja menolak dan tidak mengakui penobatan PRA Luqman Zulkaedin sebagai Sultan Sepuh XV.