Akhir November sekaligus menyambut Desember; mulai waspada. Hujan makin sering datang. Jika hujan dengan intensitas tinggi, wilayah Cirebon kudu waspada. BMKG pun sudah memberikan warning. Waspada pada pekan-pekan ini.=================KEPALA Pelaksana (Kalak) BPBD Kota Cirebon Khaerul Bahtiar mengatakan pihaknya sudah melakukan persiapan semaksimal mungkin guna mengatasi permasalahan bencana yang dimungkinkan terjadi. Termasuk juga menganalisa dan memantau perubahan cuaca saat ini.
“Berdasarkan analisa BMKG yang diterima, memang diprediksi dalam dua hari ke depan akan terjadi hujan besar. Tapi ini bisa iya, bisa tidak. Ini hanya perkiraan dari pergerakaan awan yang ada. Dan ini sudah kita share ke masyarakat,” ungkap Khaerul kepada Radar, kemarin (28/11).
Khaerul menjelaskan, warning dari BMKG bukan saja untuk Kota Cirebon, namun seluruh Indoensia. Di Kota Cirebon sendiri sangat memungkinkan terjadinya banjir. Apalagi jika hujan dengan intensitas tinggi di Kabupaten Kuningan. “Memang ini diprediksi Kuningan akan lebih deras dan tinggi intensitas hujannya. Jadi memang harus diantisipasi sedini mungkin. Kita juga siapkan tenaga kita,” ungkapnya.
BPBD, lanjut Khaerul, menyiagakan anggota selama 24 jam dan 7 hari dengan menambahkan pasukan untuk piket dari 6 orang menjadi 10 orang. “Kalau sampai hujan deras dan Kuningan meninggi debitnya, maka kita siaga. Kita siapkan semua kekuatan. Dari BPBD turun semua. Peralatan sudah kita siapkan. Nanti ada 25 pasukan dari Pusat Pengendalian dan Operasi serta 15 orang PNS BPBD juga,” jelasnya.
Selain itu, ada beberapa hal yang harus diwaspadai oleh masyarakat. Di antaranya adalah pohon tumbang, petir, dan potensi puting beliung. Masyarakat, kata Khaerul, diharapkan membersihkan drainase di lingkungan masing-masing. “Jika dibersihkan maka laju deras atau kiriman air bisa mengalir dan tidak menyebabkan banjir,” ujarnya.
Khaerul mengakui terjadinya banjir ataupun genangan di Kota Cirebon karena kurang maksimalnya fungsi drainase perkotaan. Selain itu, masyarakat masih membuang sampah sembarangan dan membuat saluran menuju drainase tersumbat. “Memang sedimentasi tinggi itu hampir terjadi di semua drainase di Kota Cirebon,” ungkapnya.
“Namun memang muara laut Kota Cirebon punya karakter berbeda, lautnya gampang sekali dangkal. Sedimentasi di muaranya cukup tinggi. Berbeda dengan Kabupaten Indramayu,” tambahnya.