Berkaitan dengan usulan sodetan yang mengarah ke sungai di sekitar Makodim 0614 itu juga sebenarnya telah diusulkan ke Pemkot Cirebon. Bahkan, lanjut Syaroni, direncanakan untuk air yang berada di drainase tengah jalan Terusan Pemuda untuk diteruskan memotong jalan by pass.
“Dan itu sudah kita usulkan. Tiap tahun bahkan diusulkan saat ada rapat koordinasi. Namun, masalahnya kembali pada kebijakan tim anggaran. Bisa saja itu dianggarkan oleh daerah. Tinggal mekanisme perizinannya saja. Namun selama ini daerah juga tidak ada anggaran,” kata Syaroni.
Bahkan, pihaknya pernah menghitung anggaran untuk membangun sodetan tersebut. Tidak sampai di angka Rp5 miliar. “Kita pernah usulkan sekitar Rp1-2 miliar (perbaikan drainase Terusan Pemuda, red). Itu berikut dengan perbaikan jalannya agar tidak cekung di tengah. Drainasenya kita luruskan saja. Tapi tidak pernah terealisasi,” tambahnya.
Sama halnya dengan kondisi drainase yang ada di Jalan Cipto Mangunkusumo. Syaroni mengatakan drainase yang ada di lokasi tersebut memerlukan revitalisasi. Apalagi banyak drainase yang sudah tertutup. Ditambah lagi lubang gorong-gorong yang kecil bahkan tidak sanggup menampung debit yang besar.
“Kita kemarin sempat membersihkan, itu banyak sampah yang menyumbat juga. Bahkan dahulunya tertutup beton seluruhnya. Sehingga kalau volume air tinggi pasti tidak cepat mengalir ke sungai. Makanya banyak genangan di situ,” katanya.
Sehingga, lanjut Syaroni, diperlukan kembali untuk revitalisasi dan penataan ulang drainase yang ada di lokasi tersebut. Termasuk juga penataan drainase dari Siliwangi, Kartini, dan Cipto, serta sungai-sungai yang ada di Kota Cirebon.
“Kita lihat sungai juga banyak endapan tanahnya. Memang harapnnya masyarakat tidak membuang sampah sembarangan. Kalau curah hujan tinggi, itu bisa meluap airnya. Misal di Kriyan, itu tidak bisa menampung apalagi ditambah kiriman dari Kabupaten Kuningan,” beber Syaroni.
Sedangkan untuk anggaran sampai saat ini DPUTR tidak memiliki sama sekali anggaran revitalisasi. “Kita sudah usulkan sampai ratusan miliar. Tapi realisasinya terpangkas refocusing seluruhnya. Jadi kita hanya ada sebatas pemeliharaan saja. Mudah-mudahan bisa diperhatikan lebih lagi,” pungkasnya.