Seperti diketahui, sebelumnya Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kota Cirebon Khaerul Bahtiar mengakui terjadinya banjir ataupun genangan di Kota Cirebon karena kurang maksimalnya fungsi drainase perkotaan. Selain itu, masyarakat masih membuang sampah sembarangan sehingga membuat saluran menuju drainase tersumbat. “Memang sedimentasi tinggi itu hampir terjadi di semua drainase di Kota Cirebon,” ungkapnya.
Khaerul juga memaparkan mengenai kondisi drainase yang ada di wilayah Cipto Mangunkusumo dan Terusan Pemuda. Untuk Cipto, katanya, di daerah tersebut fungsi resapan sudah hilang. Sedangkan di Terusan Pemuda, air sulit mengalir cepat ke sungai.
“Dahulu di Cipto itu gampang sekali masuk ke sungai belakang PDAM. Kalau sekarang ada hotel, ditambah sedimentasi tinggi dan kurangnya pemeliharaan. Kalau di Terusan Pemuda itu harus disodet. Banyak belokannya. Depan UGJ (FK UGJ, red) ada saluran lagi, di Lotte juga airnya dibelokkan,” jelasnya.
Dia berharap dibuatkan sodetan dari arah by pass ke sungai sebelah Makodim 0614. Dia mengakui prosedur yang harus ditempuh sangatlah panjang. Apalagi jalur by pass merupakan jalan nasional. “Itu bisa mengganggu laju jalan kendaraan antarprovinsi. Tapi bisa saja (perbaikan, red) diakali setengah-setengah dahulu,” ucapnya. (jrl)