Varian baru Covid-19 terus bermutasi. Akhir November ini varian Omicron buat waswas negara-negara di dunia. Termasuk Indonesia. Di Cirebon, PPKM Level 1 semakin membuat keadaan terlihat normal. Dari 11 rumah sakit (RS) di Kota Cirebon, hanya 1 RS yang merawat pasien Covid-19. Itu pun hanya 3 pasien.===================FAKTA di lapangan saat ini, pandemi hanya ditengarai dari banyaknya orang menggunakan masker. Jaga jarak nyaris tak terdengar lagi. Juga sudah banyak kegiatan dengan mengumpulkan banyak orang. Semua seperti terlihat normal.
Kondisi ini tak terlepas dari jumlah kasus harian. Terus stagnan selama kurun waktu tiga bulan terakhir. Senin (29/11) pasien Covid-19 di Kota Cirebon menyisakan tiga orang. Tak ada penambahan dari hari sebelumnya. Angka ini naik dan turun. Tapi tak terlalu signifikan. Tak sampai puluhan kasus.
Sementara soal protokol kesehatan (prokes) sejauh ini masih terus diworo-woro pemerintah. Dalam segala kesempatan. Segala acara atau kegiatan. Sampai-sampai tercetus slogan 5M: mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
Dari lima itu, hanya satu yang tampak masih dipatuhi dalam segala hal. Yaitu memakai masker. Sementara empat lain, berdasarkan pemantauan di lapangan, terlihat sering diabaikan.
Kapasitas ruang isolasi di rumah sakit yang ada di Kota Cirebon, masih sangat memadai. Dari 11 RS di Kota Cirebon, hanya satu RS yang terdapat pasien Covid-19: RS Pelabuhan. Sebanyak empat orang. Satu di antaranya dirawat di ruang ICU.
Sementara jumlah ruang ICU di seluruh RS di Kota Cirebon sebanyak 38 bed (tempat tidur). Total ruang isolasi: 260 bed. RS lain, termasuk RSD Gunung Jati di dalamnya, sedang tak merawat satupun pasien covid. Tingkat keterisian RS (BOR) di Kota Cirebon sebanyak dua persen.
Kekhawatiran lonjakan kasus juga diantisipasi menjelang libur akhir tahun ini. Pemkot Cirebon masih terus meramu terkait kebijakan yang akan diterapkan saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 secara menyeluruh di Jawa dan Bali pada 24 Desember hingga 2 Januari 2022. Termasuk menentukan kebijakan penyekatan jalan.
“Penyekatan dan sebagainya kita akan monitor lebih dulu, akan lakukan kajian lebih dulu. Sehingga jalan yang akan kita ambil ini tepat. Saya sebagai kepala daerah dan ketua satgas akan terus memantau perkembangan agar semua bisa terintegrasi,” kata Walikota Cirebon Nashrudin Azis.