Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengawali 2022 dengan empat Operasi Tangkap Tangan (OTT). Mulai dari Walikota Bekasi Rahmat Effendi hingga yang terbaru Hakim PN Surabaya Itong Isnaeni Hidayat. Dari empat OTT itu, lebih dari 20 orang ditetapkan jadi tersangka sekaligus ditahan.
====================
LANGKAH Tim KPK direspons positif. Dan diharapkan konsisten. Seperti disampaikan mantan Juru Bicara KPK Febri Diansyah. Koordinator Fisi Law Office ini menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim penyelidik KPK yang giat melakukan OTT pada awal tahun ini.
Febri Diansyah mengharapkan kinerja KPK di bawah komando Firli Bahuri itu bisa terus konsisten memberantas korupsi. “4 OTT KPK dalam sebulan. Semoga konsisten,” kata Febri dalam cuitan akun media sosial Twitter, Kamis (20/1).
Febri lantas menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim penyelidik KPK dan pegawai analisis yang bekerja keras memberantas korupsi. Hal ini semata untuk membersihkan Indonesia dari praktik korupsi. “Terima kasih untuk para penyelidik, tim lapangan dan pegawai analis yang pasti telah bekerja keras untuk mewujudkan ini,” terang Febri.
Terpisah, Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron beralasan bahwa gencarnya penangkapan ini karena seiring dengan mulai pulihnya perekonomian nasional. Dia menyebut, ekonomi yang mulai pulih diharapkan menghidupkan kembali proyek-proyek yang sebelumnya terhenti akibat pandemi Covid-19.
“Sekarang sudah mulai ada kondisi perbaikan, sehingga proyek-proyek mulai hidup lagi, sehingga semakin banyak mendapatkan tangkap tangannya,” ujar Ghufron di Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, kemarin.
Pimpinan KPK berlatar belakang akademisi ini mengatakan pandemi Covid-19 membuat perkembangan proyek-proyek menjadi terhambat. Hal ini karena anggaran untuk berbagai proyek itu dilakukan refocusing ke dalam aspek kesehatan seperti pengadaan alat kesehatan dan lain-lain.
Meski demikian, Ghufron menyampaikan rasa prihatinnya terhadap OTT kali ini. Dia prihatin karena kasus korupsi yang melibatkan pejabat publik sebagai penyelenggara negara masih terjadi di Indonesia. “KPK berharap dari rentetan kegiatan tangkap tangan pada beberapa pekan terakhir memberikan efek jera sekaligus pembelajaran bagi masyarakat agar tidak lagi melakukan korupsi. Agar jera dan takut untuk melakukan korupsi,” harap Ghufron.