Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Jawa Barat Boy Iman Nugraha ST MT langsung turun ke Cirebon. Meninjau lokasi ambruknya atap shelter PKL Alun-alun Kasepuhan. Apa yang salah? “Masih kita kaji,” kata Boy Iman Nugraha.
JERRELL ZEFANYA T, Cirebon
BOY Iman Nugraha mengatakan pihaknya turun ke Cirebon pada Minggu malam (13/2) sekitar pukul 23.00 sampai Senin dini hari (14/2) pukul 01.00 WIB. “Dan saya sudah membentuk tim untuk mengevaluasi persoalan yang terjadi di lapangan,” tutur Boy kepada Radar Cirebon kemarin.
Ia menjelaskan, saat ini seluruh tim sedang berjalan dan mengerjakan seluruhnya di lapangan. Khususnya untuk mengevaluasi dari sisi konstruksi ataupun perancanaan serta pelaksanaan pengadaan proyek tersebut. “Dan ini juga masih dalam pertanggung jawaban pelaksana. Maka pihak pelaksana juga berkomitmen memperbaiki dari kritisan yang sekarang bermasalah. Ini akan segera dilaksanakan,” jelasnya.
Nantinya, kata Boy, perbaikan akan segera dilakukan selepas koordinasi dengan aparat, termasuk untuk melepas police line yang sampai kemarin masih berada di lokasi. “Kami menyerahkan kepada pihak pelaksana. Karena pertanggungjawabannya ada di mereka,” tambahnya.
Terkait kerugian yang diakibatkan rubuhnya atap bagian belakang shelter itu, Boy mengatakan ditaksir berkisar Rp30-40 juta. Pasalnya, atap utama tidak berubah dan duduk berada di struktur utama. Sedangkan pinggiran tersebut hanya menggantung di kolom-kolom yang ada di sana.
“Tim saya sedang mengkaji dan mengevaluasi apakah dari sisi perencanaan atau pelaksanaan yang bermasalah. Dugaannya itu masih kita kaji, secara struktur antara beban yang ada dengan penopang yang ada kita lihat,” ungkapnya.
Nantinya, hasil kajian itu akan menjadi bahan perbaikan dan koreksi kepada kontraktor agar kejadian seperti itu tidak akan kembali terulang. “Ini masih dalam tahap pemeliharaan sampai 6 bulan ke depan. Nanti diserahkan ke kita, baru 1 tahun selepas peresmian diserahkan ke keraton sebagai hibah,” bebernya.
Sekadar informasi, secara keseuran pembangunan Alun-alun Kasepuhan memakan dana sekitar Rp10,4 miliar yang berasal dari Dana Pinjaman Progam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang seluruhnya bersumber dari ABPD Provinsi Jawa Barat tahun 2021 dan dikerjakan oleh PT Anggadita Teguh Putra.