Jumat malam itu (11/2), SP, punya tekad harus membawa pulang uang banyak. Bukan dari cara sehari-hari dia berjualan mi ayam. Bagasi Honda PCX yang lebar digunakan untuk menyimpan celurit. Ayah dari dua orang anak ini punya niat jahat. Dia terbebani utang Rp70 juta yang semakin dekat tempo.
ADE GUSTIANA, Cirebon
SEKITAR pukul 20.00 SP bergegas dari rumah. Belum ada sasaran spesifik dan dengan cara seperti apa celurit akan digunakan. Yang jelas untuk berbuat kriminal.
Dia berkeliling Kota Cirebon. Memantau situasi. Melintas Jalan Sisingamangaraja, pria asal Pekalipan, Kota Cirebon, ini melihat karyawan minimarket sedang sibuk menuntaskan pekerjaan di hari itu.
Rolling door nyaris menutup seluruh akses masuk lokasi tersebut. Hanya menyisakan selebar akses keluar-masuk orang. Seperti yang terpantau dari CCTV toko, motor SP diparkirkan di belakang sebuah mobil di halaman minimarket tersebut.
Dia buka bagasi motor dan menyelinapkan gagang celurit di balik celana. Kepala celurit ditutup jaket. Masih mengenakan helm full face, jaket dan levis panjang, dia masuk. Tanpa ragu. Tak basi-basi SP langsung mengambil keranjang belanjaan dan bertingkah layaknya sebagai pembeli.
Saat itu hanya ada seorang costumer perempuan yang sedang menuntaskan pembayaran di meja kasir. Tak lama perempuan hijab pink tersebut pergi. SP menuju bar minuman. Memilih sejumlah barang belanjaan. Sampai keranjang belanjaan warna biru tersebut nyaris penuh.
SP menuju meja kasir. Karyawan perempuan itu, OV, tampak fokus menghitung nominal dari barang yang telah SP pilih. Kasir masih tampak sibuk, SP dengan kaca helm yang tertutup, menghampiri AR, salah seorang karyawan laki-laki di dekat bar minuman.
Celurit di balik celana/jaket dikeluarkan. Dia todongkan. Karyawan laki-laki nahas yang mengenakan celemek dan topi itu disandra. AR ditawan untuk menuruti permintaan pelaku SP. Selain OV dan karyawan bercelemek, ada dua karyawan laki-laki lain: RD dan ST.
Tangan kiri pelaku memegang kerah belakang AR. Sementara tangan kanan SP terus mengacungkan celurit sambil mengancam AR agar mengikuti perintah pelaku. Keriuhan itu menimbulkan suara gaduh. Tiga karyawan di toko itu berkumpul memastikan yang terjadi. Sambil terus mengancam AR yang masih ditawan, pelaku meminta RD dan ST untuk masuk toilet. Lalu dikunci dari luar oleh pelaku.