RK menambahkan, 2022 merupakan tahun kebangkitan ekonomi, sesuai dengan tema acara: stronger recover together. “Rata-rata beberapa negara sudah mulai menghilangkan karantina, omicron juga Insya Allah trennya menurun. Sehingga pada waktunya kita bisa menghasilkan gagasan,” ungkap RK.
Sementara Airlangga Hartarto menuturkan, digitalisasi menawarkan cara baru dalam bekerja serta menciptakan dampak kepada masyarakat baik di desa maupun kota. Berbagai tantangan dan dampak positif dari digitalisasi mendorong pekerjaan yang inklusif termasuk bagi pekerja informal dan memperluas jangkauan pelatihan melalui retraining dan rescaning.
Juga mendorong kestrataan terhadap sumber-sumber ekonomi yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Tidak ada pilihan lain bagi kita untuk menerima dan beradapsi terhadap perubahan dan transformasi digital yang terjadi di masyarakat, baik di desa maupun di kota,” terangnya.
Ekonomi Indonesia dan dunia, lanjut Airlangga, tentunya akan diwarnai oleh inovasi di sektor digital ekonomi dan tentunya digital ekonomi ini diharapkan bisa mempercepat pemulihan perekonomian secara nasional. Dari segi kontribusi terhadap PDB, digital ekonomi berkontribusi sebesar 4 persen dan diproyeksikan akan terus meningkat.
Airlangga menambahkan, dibutukan peningkatan terhadap infrastruktur di sektor 5G, internet of things, blockchain, artificial intellegence dan cloud computing. Dan perlu dikuasai oleh masyarakat terutama pada pemuda yang perlu dipersiapkan untuk mengalami second wave daripada digital ekonomi.
Gelombang kedua ini, sambung Hartarto, tentu didorong dari beberapa sektor. Termasuk di sektor pertanian, FinTech, EdTech dan juga telemedicine. Diharapkan bisa digunakan selama pandemi Covid-19. Potensi ekonomi kreatif juga perlu untuk terus dikembangkan sehingga ekonomi digital dapat memfasilitasi pertumbuhan dan peningkatan daripada kontribusi ekonomi kreatif. (*)