Mimik wajah Nurhayati tak lagi tertekan. Tak seperti saat mengungkapkan curahan hati di dalam mobil yang viral itu. Dia tahu, keadilan sudah mulai berpihak. Selama isolasi mandiri karena Covid-19 menjadi masa “kritis”. Bukan saja tentang kesehatan. Tapi hukum yang tak berkejelasan.
ADE GUSTIANA, Cirebon
UNTUK pertama kali Nurhayati muncul di media kemarin (1/3). Setelah dinyatakan negatif Covid-19. Ditemui di rumahnya di Desa Citemu, Kabupaten Cirebon. Didampingi sang kakak dan kuasa hukum yang mengawal kasus ini. Rasa syukur yang pertama terucap dari perempuan yang memiliki dua anak tersebut. Pernyataan Menkopolhukam Mahfud MD di Twitter semakin menguatkan dia.
Dari kejadian itu Nurhayati berpesan kepada masyarakat untuk tidak takut melaporkan kasus dugaan korupsi. Di semua lembaga. Karena dia yakin keadilan akan terungkap. Meski saat menerima surat penetapan tersangka pada 2 Desember tahun lalu hati Nurhayati seperti remuk. “Saya serasa disambar petir di siang hari,” kata Nurhayati, saat awal membaca surat penetapan tersangka tersebut.
Air mata tak terasa menetes ketika tak ada kata yang tepat untuk mewakilkan kekecewaan di hatinya. Namun tak disangka video curhat Nurhayati di mobil itu banyak mendapat atensi. Nurhayati mengetahui kabar ramainya pemberitaan dia dari keluarga. Saat Nurhayati masih menjalani isoman.
Salah seorang kuasa hukum Nurhayati dari Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum (LKBH) Ikatan Keluarga Alumni Universitas Islam Indonesia (IKA UII) Cirebon, Rudi Setiantono SH, menegaskan akan terus mengawal kasus hukum Nurhayati hingga tuntas dan berkukuatan hukum tetap. Artinya, Nurhayati tak lagi dijadikan sebagai tersangka.
“Dan memulihkan nama baik serta martabat Nurhayati sebagai warga negara yang baik dan mendukung upaya penegakan hukum dalam pemberantasan korupsi untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi,” tutur Rudi kepada Radar, sore kemarin. (*)