“Selain disiapkan terkait pre kondisi kesehatannya, kita siapkan juga terkait pelayanan kesehatan. Namun kegiatan yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi perlu terus kita dorong karena momentum kita untuk tumbuh lebih tinggi ada di 2022. Kita ketahui proyeksi pertumbuhan di dunia di 2023 lebih rendah dari 2022, sehingga momentum bagi Indonesia tumbuh kita harus dorong dan maksimalkan di 2022,” ujar Menko Airlangga Hartarto.
Terkait dengan transformasi ekonomi Indonesia, Menko Airlangga mengatakan bahwa pemerintah terus mendorong pemulihan daya beli dan diversifikasi ekonomi dengan melakukan reformasi struktural. “Dengan reformasi struktural, sekarang kita naik ke upper middle income country, dan tentu kita berharap bahwa kita bisa mencapai lepas dari middle income trap antara 2030-2035. Presiden akan menggenjot investasi yang akan mendorong kita lepas dari middle income country dan di tahun 2045 kita menjadi top 10 negara dunia. Bahkan jika Indonesia berada pada track yang benar, akan termasuk dalam lima negara dengan ekonomi besar di dunia,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa selama Presidensi G20, dukungan seluruh jajaran Polri juga dibutuhkan untuk mendukung kelancaran sampai acara puncak yang akan digelar di bulan November di Bali.
“Manfaat Presidensi G20 ini perlu kita sampaikan kepada masyarakat bahwa momen ini berdampak pada konsumsi dalam negeri sebesar 1,7 triliun rupiah, menambah PDB sebesar 7,4 triliun, dan tenaga kerja langsung 33 ribu, serta memberi manfaat ekonomi melebih saat gelaran IMF World Bank 2018 lalu,” pungkas Airlangga. (itg/fsr)