Pasar Sandang Tegalgubug tumpah menjelang Ramadan tahun ini. Aktivitas jual beli berlangsung 24 jam pada Sabtu (12/3). Pembeli ketengan hingga partai datang dari berbagai penjuru kota. Omzet pedagang perlahan pulih setelah puncak pandemi Covid-19. Lalu lintas padat sepanjang satu kilometer.
ADE GUSTIANA, Cirebon
PASAR tumpah yang berlokasi di Desa Tegalgubug, Kecamatan Arjawinangun, ini beroperasi dua kali seminggu: Selasa dan Sabtu. Tampak lebih ramai pengunjung saat akhir pekan.
Bahkan aktivitas pedagang telah dimulai sore/malam sebelum. Bongkar-muat dagangan. Banyak pedagang harus melayani pembelian partai. Yang dikirim ke luar kota hingga luar provinsi.
Aktivitas berlangsung sejak Jumat sore hingga malam dan sampai dini hari lanjut pagi hari, Sabtu. Selama itu lalu lintas jalur Pantura Jakarta-Cirebon macet. Becak-becak membawa muatan.
Kendaraan umum berhenti sembarang untuk mengangkut penumpang. Serta kendaraan pribadi yang akan keluar pasar tersebut. Truk-truk besar yang akan melintas jalur utama jalan tersebut mengular hingga Desa Rawagatel, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon.
Serupa terjadi di dalam pasar yang digadang-gadang sebagai pasar sandang terbesar se-Asia Tenggara tersebut. Didominasi pembeli ibu-ibu, Sabtu pagi (12/3). Nyaris semua pedagang di pasar itu sibuk melayani pembeli. “Alhamdulillah omset naik dibanding dua bulan terakhir ini,” tutur Rasmita, pedagang pakaian gamis di pasar itu, Sabtu (12/3).
Salah satu sebab ramainya pembeli karena saat ini mendekati momentum puasa dan Idul Fitri. Kondisi nyaris serupa terjadi saat mendekati libur panjang seperti momentum akhir tahun. Kondisi itu terjadi setiap tahun. Pembeli diprediksi akan terus meningkat hingga H-7 lebaran nanti.
“Saat hari-hari biasa, kadang pernah ngga dapet (penghasilan, red) samasekali,” imbuh Rasmita. Dia menambahkan, omsetnya saat puncak Covid-19 kemarin terpuruk. Namun kembali bergairah saat pelonggaran-pelonggaran dilakukan pemerintah.
Pasar Sandang Tegalgubug dikenal sebagai pasar yang menyediakan bahan atau pakaian jadi. Harganya relatif terjangkau. Pembeli yang datang banyak yang memburu pakaian untuk dijual kembali. Tersedia macam-macam pakaian mulai anak-anak hingga dewasa.
Belanja di pasar ini harus pintar-pintar menawar. Agar bisa membawa pulang pakaian dengan harga serendah mungkin. “Murah-murah, sudah dari dulu kalau nyari pakaian di sini (pasar Tegalgubug, red),” kata Rusmini, warga desa sekitar yang ditemui saat sedang mencari pakaian sekolah untuk putrinya.