CIREBON– Pemerintah daerah, termasuk di Cirebon, telah menerima imbauan dari Kementerian Kesehatan untuk selalu mewaspadai hepatitis akut misterius pada anak yang kini heboh. Di sisi lain, masyarakat diminta tetap waspada, tapi tak perlu panik.
Langkah sementara yang bisa dilakukan adalah hindari kolam renang umum, tempat bermain umum, termasuk ibu menyuapi makan anak, agar menghindari menggunakan tangan langsung.
Hal itu seperti disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon dr Edy Sugiarto MKes. Ia membenarkan adanya arahan dan imbauan yang diberikan Kemenkes melalui Dinkes Jawa Barat untuk waspada dan melakukan deteksi dini terkait kemungkinan adanya kasus hepatitis akut misterius pada anak.
“Arahannya kewaspadaan. Hindari tempat-tempat yang berpeluang penularan masal. Misal di kolam renang umum atau tempat umum yang berpeluang ada transmisi. Karena sampai saat ini virusnya belum jelas. Transmisinya belum ditemukan. Tapi di Jakarta sudah ada 3 (pasien, red),” ujar Edy saat dikonfirmasi Radar, Kamis (5/5).
Dijelaskan Edy, kasus hepatitis misterius tersebut memiliki gejala seperti hepatitis, namun ketika dilakukan tes, ternyata tidak termasuk penyakit hepatitis jenis A-E. Bahkan diduga bermacam-macam. Salah satunya mirip mRNA. “Jadi saat ini kewaspadaan terhadap semua yang berakibat dan berpeluang terjadinya transmisi harus dilakukan,” jelasnya.
Langkah yang akan dilakukan, kata Edy, adalah sosialisasi dan edukasi melalui puskesmas-puskesmas yang berada di lini terdepan untuk melakukan kegiatan survilcence. Salah satunya mencegah dengan imbauan agar tidak melakukan kegiatan yang dapat mempercepat transmisi, salah satunya lewat air ludah.
“Kita akan sosialisasi, terutama lewat puskesmas-puskesmas. Sosialisasi tentang menghindari dulu kolam renang umum, hindari dulu makan bersama yang pakai tangan dan tidak cuci tangan. Misal makan antara ibu dan anak itu disuapin pakai tangan langsung, itu harus dihindari dulu,” jelasnya.
Terkait dengan adanya kasus hepatitis akut misterius di Kota Cirebon, Edy menegaskan tidak ditemukan hingga saat ini. Tapi upaya deteksi dini terus dilakukan. “Tidak ada dan tidak ditemukan di Kota Cirebon. Nanti selepas lebaran (masuk kerja PNS, red) kita gerak semua,” tandas Edy.