“Jadi kaya lagi bersama saja, kami makan bareng. Juga saat masih Ramadan, kita buka bersama hanya saja melalui panggilan video,” jelas Suprapto. Pukul 8 pagi di hari Idul Fitri, Suprapto harus sudah sampai kantor. Kembali bekerja seperti biasa. Melakukan koordinasi dan pemantauan secara langsung.
Rindu bertemu keluarga ia simpan. Sampai waktunya datang. Ya, manajemen PT KAI memberikan kesempatan kepada karyawan untuk bertemu keluarga selama 2 hari. Setelah H+10 nanti. Waktunya dijadwalkan secara bergilir.
Tentu ketika yang lain libur, mereka akan saling mengisi agar tanggung jawab melayani penumpang tetap terakomodir. “Dua hari itu dimanfaatkan untuk bertemu keluarga di Padalarang, ketemu orang tua saya di Kota Bandung. Dan saya manfaatkan untuk ziarah ke makam,” ucap Suprapto.
Seperti Suprapto yang menggeluti bagian hubungan masyarakat, momentum arus balik dan mudik disibukkan melayani permintaan media untuk wawancara. Baik siaran langsung atau tapping. Media nasional dan regional. Bahkan, kata ia, permintaan itu pernah berlangsung pukul 5 pagi dan baru berakhir tengah malam.
“Melalui saluran media ini bisa cepat sampai ke masyarakat. Baik terkait situasi atau jumlah penumpang yang naik dan turun. Tentunya sangat membantu,” tuturnya.
Suprapto juga selalu update jumlah penumpang naik dan turun setiap harinya. Data dari sesama pegawai KAI itu dia sampaikan kepada media melalui grup WhatssApp. Tak jarang sewaktu-waktu para wartawan meminta untuk wawancara secara langsung di stasiun.
“Kami di humas juga membuat rilis media yang mudah dengan bahasa yang mudah dipahami masyarakat,” katanya. Sebagai manager humas, Suprapto juga yang menyambut tamu-tamu dari instansi rekanan yang berkunjung. Baik ke stasiun atau kantor Daop 3 Cirebon di Jalan Inspeksi, Kota Cirebon. (*)