Heboh Surak, Dapat Koin Rp2.500 untuk Pegangan Saja, Tak Dibelanjakan

Heboh Surak, Dapat Koin Rp2.500 untuk Pegangan Saja, Tak Dibelanjakan
0 Komentar

Tujuh pintu itu adalah pintu Pasujudan, yakni pintu yang biasa para peziarah umum berdoa dan bertawasul. Lalu  memasuki pintu Ratna Komala, pintu Jinem, pintu Rararoga, pintu Kaca,  pintu Bacem, baru ke pintu Teratai, menuju ruangan dalam pesarean Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati yang ada di puncak bukit Gunung Sembung (Giri Nur Saptarengga).
Di ruangan dalam pesarean Gusti Patih bersama keluarga melakukan tahlil, dzikir, serta berdoa di makam-makam leluhur Cirebon yang ada di dalam Gedung Jinem, makam panembahan Ratu I, dan makam sultan-sultan Cirebon.
Sekretaris Kesultanan Kanoman Cirebon Ratu Raja Arimbi Nurtina ST MHum menuturkan Grebeg Syawal merupakan tradisi yang menjadi prosesi ritual Kesultanan Kanoman Cirebon sejak baratus-ratus tahun lalu. Yaitu prosesi ritual yang ditahbiskan (disucikan) dalam bentuk ‘pengakuan’ terhadap silsilah para leluhur dan perhelatan (kenduri/selametan atas rasa syukur) yang berisi doa kepada para raja-raja Cirebon. Khususnya raja-raja Kesultanan Kanoman yang telah wafat.
“Esensi grebek syawal adalah berziarah ke makam leluhur setelah kita melalui puasa Ramadan, Syawalan Idul Fitri dan puasa Syawal. Kita bersyukur sudah melalui itu semua dan kita berziarah ke makam leluhur Syekh Syarif Hidayatullah untuk berdoa dan bertemu dengan masyarakat dari seluruh daerah yang berkesempatan datang ke astana,” tutur Ratu Raja Arimbi. (*)
 

Laman:

1 2
0 Komentar