CIREBON- Kondisi cuaca di Wilayah III Cirebon mendadak menjadi panas yang tidak wajar. Hal itu juga diketahui terjadi di sejumlah wilayah lainnya di Indonesia. Apalagi ada informasi bahwa suhu di daerah-daerah hampir menyentuh angka 40°C. Menanggapi hal tersebut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) angkat bicara.
Untuk Wilayah III Cirebon, Prakirawan Cuaca BMKG Stasiun Jatiwagi Majalengka Ahmad Faizin mengatakan dalam sepekan terakhir ini wilayah Ciayumajakuning mengalami suhu udara maksimum tertinggi, di mana terjadi di wilayah Majalengka pada 8 Mei 2022. “Tercatat suhu maksimum 36,8 C terjadi di Kertajati, Majalengka, Jawa Barat,” ujar Ahmad Faizin kepada Radar Cirebon, Selasa (10/5).
Ahmad Faizin menjelaskan, fenomena suhu udara terik yang terjadi pada siang hari tersebut dipicu beberapa hal. Di antaranya posisi semu matahari saat ini sudah berada di wilayah utara ekuator yang mengindikasikan bahwa sebagian wilayah Indonesia akan mulai memasuki musim kemarau, di mana tingkat pertumbuhan awan dan fenomena hujannya akan sangat berkurang, sehingga cuaca cerah pada pagi menjelang siang hari akan cukup mendominasi.
“Kemudian, dominasi cuaca yang cerah dan tingkat perawanan yang rendah itu dapat mengoptimumkan penerimaan sinar matahari di permukaan bumi. Sehingga menyebabkan kondisi suhu yang dirasakan oleh masyarakat menjadi cukup terik pada siang hari,” tuturnya.
Untuk itu, dijelaskan, suhu panas terik yang terjadi di wilayah Indonesia bukanlah fenomena gelombang panas. Sekadar informasi, gelombang panas atau dikenal dengan Heatwave merupakan fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama 5 hari atau lebih secara berturut-turut, di mana suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5°C atau lebih.
“Fenomena gelombang panas ini biasanya terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi seperti wilayah Eropa dan Amerika yang dipicu oleh kondisi dinamika atmosfer di lintang menengah. Sedangkan yang terjadi di wilayah Indonesia adalah fenomena kondisi suhu panas/terik dalam skala variabilitas harian,” jelasnya.
Ke depan, BMKG juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan kondisi suhu panas/terik pada siang hari hingga pertengahan Mei ini. Apalagi, tahun ini akan diprediksi suhu terjadi lebih panas pada saat puncak musim kemarau di bulan Agustus 2022 mendatang.