Terkendala Kuota dan Usia

operasi-yustisi
OPERASI YUSTISI: Tim Satgas Covid-19 Kabupaten Kuningan melaksanakan operasi yustisi dan membagikan masker gratis kepada masyarakat sebagai antisipasi penyebaran Covid-19 yang kembali melonjak.Foto: m taufik/radar kuningan
0 Komentar

“Yang penting semoga tetap diberikan kesehatan. Kalau sehabis sholat, ibu selalu begini (menengadahkan kedua tangan, red) meminta untuk diberi sehat, supaya bisa haji,” ucap perempuan kelahiran 11 Maret 1940 tersebut.
MERASA SENANG SEKALIGUS BERSIMPATI
Sementara itu, pasangan suami istri Temu (60) dan Nani Kurniati (58) merasa menjadi calon jamaah haji asal Kota Cirebon yang beruntung masuk kuota keberangkatan haji tahun 2022 ini.
Tapi di luar rasa senang dan bahagia karena selangkah lagi menunaikan haji, mereka juga mengaku bersimpati dengan ratusan calhaj lain yang kembali harus menunda keberangkatan tahun ini.
Temu dan Nani, warga RW 03 Kelurahan Karyamulya, Kota Cirebon, mengaku kesempatan berharga tersebut tentu disambut dengan senang dan gembira. Pasalnya, akibat pandemi Covid-19, penyelenggaraan ibadah haji ditunda dua tahun berturut-turut.
Temu yang merupakan pensiunan perusahaan swasta tersebut berharap dengan keberangkatan 158 calhaj asal Kota Cirebon tahun ini bisa disusul 170 calhaj lainnya. Mengingat sejatinya ada 328 Calhaj yang berangkat di tahun 2022 ini.
“Kami juga sangat merasakan apa yang mereka rasakan (yang berangkat, red). Tahun 2020 kan bisa dibilang semuanya sudah siap, tinggal berangkatnya saja. Tapi karena ada pandemi, jadi terpaksa batal. Saat itu kami merasa sangat kecewa sekali,” ungkap Temu kepada Radar Cirebon.
Temu sendiri mengaku mengetahui kepastian keberangkatanya dari data calon haji yang diterbitkan pemerintah. Ia dan istrinya terdaftar di nomor 83 dan 84 antrean calhaj dari Kota Cirebon.
Selain itu, ia mengaku cukup aktif mengikuti informasi terkait rencana pelaksanaan ibadah haji tahun ini. Ia juga rutin mengecek nomor porsi haji di salah satu aplikasi untuk memastikan nomor antrean hajinya tak mengalami perubahan. “Sebelumnya sempat menghitung-hitung juga. Kalau dari Arab Saudi kan kuotanya 100 ribu sekian. Berarti kira-kira hanya 48 persen saja dari kuota sebelumnya,” ucapnya.
“Sementara di Kota Cirebon kan katanya kuotanya ada 328 orang. Jadi kira-kira yang bisa berangkat sekitar 150-an orang. Kalau benar 150-an, ya kemungkinan saya dan istri bisa lah berangkat tahun ini,” ungkapnya, menambahkan.
Dengan waktu keberangkatan yang tinggal sebulan lagi, mereka pun harus mempersiapkan banyak hal dalam waktu yang cukup singkat. Tak jarang, Temu harus bolak-balik ke Kantor Kemenag untuk menanyakan apa saja yang diperlukan. Terutama terkait dokumen keberangkatan.

0 Komentar