Sungguh miris. Apalagi rumput di area alun-alun banyak yang gundul. Sejumlah pengunjung pun terlihat menginjak rumput tersebut. Padahal dilarang. Tulisan larangan itu bisa dibaca jelas di area rumput itu.
Belum lagi pengamen dan pedagang asongan yang bebas berjualan di area dalam alun-alun. Itu juga dilarang. Tak terlihat ada petugas yang mengimbau atau mengarahkan pelanggaran-pelanggaran kecil yang terjadi. Selain sejumlah petugas kebersihan berbaju oranye yang sibuk menyapu halaman.
Di sejumlah titik, ruas tembok yang tersusun dari batu bata mengelupas. Bata merah itu juga ada yang bergeser karena susunan batu bata yang tidak teratur -disebabkan ada bata yang mengelupas itu. Bukan hanya di satu titik. Tapi di banyak titik dengan tingkat keparahan yang berbeda. Yang paling kontras berbeda yaitu dari perubahan warna batu bata tersebut. Tampak jauh lebih kusam. Tak enak dipandang. Berubah warna jadi lebih hitam. Kering dan kotor.
Wastafal portabel di sekeliling alun-alun tak berfungsi. Kering dan kotor. Kemudian, perpustakaan mini alun-alun setempat digembok. Tak bisa digunakan. Karena kebocoran dak beton yang menyebabkan kerusakan di beberapa titik.
Kondisi tersebut juga dijelaskan pada kaca micro library setempat. Pengumuman yang tertempel pada kaca itu tertanda dari Pemkot Cirebon. Ya, dari luar tampak kondisi di dalam yang berserakan akibat kerusakan tersebut.
Belum lama, pada Kamis (12/5) Alun-alun Kejaksan dikunjungi DPRD Jawa Barat. Anggota DPRD Jabar Yuningsih mengatakan pihaknya ingin mengevaluasi serta meninjau langsung Alun-alun Kejaksan Kota Cirebon untuk mengetahui manfaat pembangunan dan penggunaan alun-alun bagi masyarakat Kota Cirebon dan sekitarnya.
“Intinya bahwa bantuan keungan yang dikucurkan kepada kota/kabupaten di Jawa Barat salah satunya ialah untuk pembangunan alun-alun ini. Kami ingin melihat seberapa maksimal penggunaan alun-alun bagi masyarakat,” kata Yuningsih saat berkunjung.
Yuningsih mengaku ingin memantau langsung indeks kebahagiaan masyarakat melalui kehadiran Alun-alun Kejaksan. Karena adanya taman baca serta infrastruktur lain meski perlu terus didorong oleh anggaran dari Pemprov Jabar yang harus dikawal. “Agar infrastruktur bisa segera diperbaiki maka perlu disupport lagi anggaran dari Pemprov Jabar,” pungkasnya. (*)