CIREBON– Pulunan sapi di Cirebon yang disiapkan untuk kebutuhan Idul Adha pada Juli mendatang terindikasi atau suspek PMK (penyakit mulut dan kuku). Sapi-sapi itu kini diisolasi. Tidak boleh disatukan atau tak boleh satu kandang dengan hewan ternak lainnya.
Puluhan sapi suspek PMK tersebut ditemukan di salah satu desa di Kecamatan Tengahtani, Kabupaten Cirebon, kemarin (19/5). Temuan puluhan sapi suspek PMK ini dibenarkan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon Asep Pamungkas.
Dijelaskan Asep, pada Rabu (18/5) pihaknya menerima informasi jika ada puluhan sapi yang menunjukan gejala terpapar PMK. Dinas Pertanian lalu berkoordinasi dengan tim Pemprov Jabar dan baru pada Kamis (19/5) turun ke lapangan untuk memeriksa kondisi sapi-sapi milik masyarakat tersebut.
Saat di lokasi, sambung Asep, ditemukan sebanyak 25 sapi yang kondisinya sakit. Secara kasat mata, ditemukan sariawan pada mulut dan lidah. Selain itu ada luka pada bagian hidung. Sapi-sapi tersebut juga suhu badannya tinggi, sampai 41 derajat. “Kita juga menemukan luka pada kaki-kaki sapi, sehingga biasanya sapi yang terpapar PMK sulit berdiri. Kalau pun bisa berjalan itu biasanya pincang. Jadi hasil observasi kita dengan dokter hewan, ini mengarah ke PMK,” imbuhnya.
Sebanyak 25 sapi tersebut, menurut Asep, baru datang dari daerah Jawa Tengah. Rencananya, sapi-sapi ini akan digunakan untuk kebutuhan Idul Adha nanti. Saat baru beli, kondisi sapi sehat dan tak begejala. Ternyata baru beberapa hari tiba di Cirebon, sapi-sapi itu justru terindikasi PMK.
“Untuk langkah awal setelah kita ambil sampel untuk ke laboratorium, kita akan isolasi terlebih dahulu ke lokasi peternakan. Isolasinya 14 hari, tidak boleh ada kontak dengan hewan lainnya. Tempatnya juga harus disinfektan terlebih dahulu. Sapi-sapi itu juga diberikan multivitamin dulu,” bebernya.
Virus PMK ini, sambung Asep, tidak menular kepada manusia. Hanya saja, manusia bisa sebagai pembawa dan menularkan virus ini jika kontak dengan hewan ternak lainnya. Untuk tingkat kematian pada ternak, khusus untuk ternak dewasa, tidak terlalu berisiko karena tingkat kematiannya hanya 1 sampai 5 persen.
Namun virus PMK ini sangat berbahaya bagi sapi-sapi atau ternak muda karena tingkat kematiannya bisa sampai 90 persen. “Kemudian yang paling penting sapi-sapi yang saat ini diisolasi tak boleh dijual atau dikonsumsi terlebih dahulu sambil menunggu hasil observasi lebih lanjut,” tandas Asep.