Sebelumnya, Kepala UPT Rumah Pemotongan Hewan (RPH) pada DKPPP Kota Cirebon drh Nedya Febriani mengatakan PMK tidak bisa menularkan kepada manusia. Namun, manusia bisa menjadi subyek penularan lantaran virus PMK bisa hidup di benda yang dipakai manusia hingga berjam-jam.
“Sehingga, konsentrasinya saat ini mencegah penularan lewat manusia. Kita bisa menjadi perantara. Tingkat kesakitannya tinggi, penularannya hanya antarhewan. Tetapi tingkat kematiannya itu rendah. Dia cepat menularkan,” ujar Nedya kepada Radar Cirebon, Senin lalu (16/5).
Nedya juga menjelaskan, tidak ada dampak secara langsung kepada manusia. Bahkan, manusia tidak akan terdampak. Akan tetapi, manusia bisa menyebabkan penularan melalui proses pemasakan yang tidak sesuai, terutama pada jeroan.
“Kenapa harus direbus? Bukan agar tidak sakit manusianya. Tetapi agar virus mati. Sehingga air ketika dibuang ke saluran itu tidak menyebarkan virus ini. Sehingga, hewan lain yang meminum ini tidak terdampak virus,” tegasnya.
Selain itu, pencegahan dini dilakukan supaya stok hewan ternak seperti sapi agar tidak habis. Pasalnya, PMK ini bisa membuat berat badan drop secara drastis. “Misal sapi beratnya 300 kilogram. Kena penyakit ini bisa jadi sampai 150 kilogram. Kenapa? Karena ada lepuh, makannya terhambat. Kakinya juga tidak berdiri, tiduran saja, bisa ada infeksi lainnya. Untuk itu kita cegah,” terangnya.
“Jangan sampai sapi berkurang, kebutuhan protein tidak ada. Harga daging bisa naik. Nanti urusannya sampai ke ibu-ibu lagi,” tambahnya.
Sementara itu, dijelaskan juga, penyakit PMK merupakan penyakit yang disebabkan oleh RNA-Virus dan bukanlah virus yang baru. Apalagi, wabah ini sempat terjadi pada 1983 dan bisa ditangani pada 1986. Barulah pada 1990 dikonfirmasi oleh OAE bahwa Indonesia bebas dari wabah PMK.
“Setelah itu tidak ada. Sekarang ditemukan lagi di Jawa Timur. Ini penyakit eksotik yang baru ada lagi. Ada penyakit yang mirip, namun PMK ada ciri khas yakni permasalahan pada kuku dan mulutnya,” ungkap Nedya Febriani.
Pada mulut dan lidah terdapat luka lepuh erosi dan juga pada kaki terdapat luka lepuh lesi. Apalagi, PMK menyerang hewan yang berkuku genap. Bisa juga menyerang pada sapi, domba, kambing, babi, hingga kerbau dan onta.