“Yang menular terakhir pada sapi. Karena ras sapi itu paling cepat menularkan. Kambing, domba, babi itu bisa gejala klinisnya tidak terlihat. Namun, babi bisa menularkan,” terangnya.
Menurut Nedya, langkah yang bisa diambil oleh peternak adalah memproteksi sejak dini hewan ternaknya. Misal memastikan hewan dari daerah lain sehat, termasuk tidak dari daerah wabah serta tidak membeli sapi harga murah.
“Banyak yang panic selling, beli sapi ternyata dari daerah wabah. Jangan tergiur. Itu bisa membuat sapi di kandangnya bisa terkena wabah juga. Pastikan ada SKKH dari daerah asalnya. Ada jaminannya,” jelasnya.
Awasi lalu lintas di kandang, kata Nedya, juga bisa menjadi salah satu solusi di samping peningkatan asupan nutrisi ke tubuh dan disinfeksi ke kandang. Apalagi disinfektan juga mudah didapatkan.
“Bisa menggunakan 57 cc klorin atau pemutih pakaian, atau bisa menggunakan sitrun, banyak yang bisa digunakan peternak untuk mencegah itu. Itu bisa disebarkan ke kandangnya. Jangan berfikir susah, dan mahal,” terangnya.
Masih dikatakan, untuk mencegah persebaran virus tersebut, peternak bisa menyemprotkan disinfektan secara rutin sebanyak 2 kali dalam seminggu. “Biasanya 2 hari sekali, situasional saja,” pungkasnya. (dri/jrl)