Revitalisasi Taman Kebumen di Kota Cirebon menelan anggaran Rp4 miliar. Dari total itu, sudah menghabiskan sekitar Rp3 miliar. Masih sisa angka Rp1 miliar lagi untuk finishing. Tapi kondisinya tidak wow. Tak membuat decak kagum. Biasa saja. Terbaru, pagar keliling yang dipasang untuk menutup proyek itu karena alasan belum selesai, raib digondol maling.
===================
MESKI belum rampung revitalisasi, Taman Kebumen tampak terbuka untuk umum. Pagar yang mengitari taman, sebagian besar tak terlihat. Hilang dicuri orang tak bertanggung jawab pada pertengahan Ramadan tahun ini.
Diketahui, revitalisasi Lapangan dan Taman Kebumen ini dimulai pada Oktober 2020 dan selesai pada Januari 2021 dengan anggaran tahap awal yang mencapai hampir Rp3 miliar. Proyek itu dikerjakan oleh PT Dinamis Sarana Utama.
Rencananya proyek tahap kedua dilaksanakan pada pertengahan 2021. Namun tidak jadi. Pemda beralasan karena pandemi Covid-19. Ketika itu anggaran yang disiapkan untuk proses finishing mencapai angka Rp1 miliar. Namun, itu harus tertunda dengan alasan adanya refocusing akibat pandemi Covid-19.
Hingga akhirnya finishing akan dilakukan pada tahun 2022. Hal itu juga dipertegas oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon Agus Mulyadi. Dia mengatakan bahwa pengerjaan tahap kedua revitalisasi akan kembali dilanjutkan pada 2022 ini.
“Tahun ini memang kan dianggarkan untuk pelaksanaan lanjutannya. Ada itu di APBD. Tapi saya belum tahu progres terakhir. Belum ada laporan. Kami harapkan bisa selesai. Nanti kita monitoring lagi proses lelangnya sejauh apa,” ujar Sekda Agus kepada awak media, Sabtu (21/5).
Menurutnya, sebelum Lebaran Idul Fitri 1443 H lalu, pihaknya sempat memonitoring dan evaluasi di DPUTR. Didapatkan informasi, selepas lebaran ini, akan dilakukan pelelangan. “Kita harapkan bisa segera diselesaikan, bisa segera dilanjutkan dan bisa segera dimanfaatkan. Karena sebelahnya, Bank Mandiri juga sudah hampir selesai,” tutur Agus.
Lebih lanjut dijelaskan oleh sekda, pada saat tahun 2021 lalu pelaksanaan tahap 2 harus ditunda lantaran terjadi pandemi Covid-19 gelombang kedua yang mengharuskan refocusing APBD 2021. Sehingga anggaran hampir Rp1 miliar dialihkan. “Kita adakan di 2022 ini. Anggaran tahun 2021 lalu kena refocusing. Dianggarkan Rp900 juta atau hampir Rp1 miliar. Kekurangannya teknis di DPUTR,” ungkapnya.