Ya, salah satu makanan rumahan yang paling dirindukan Dewi adalah rujak. Saat hendak pulang pun Dewi sudah minta dibuatkan rujak buah. Puas menyantap rujak, Dewi pun memperlihatkan senapan angin yang pertama kali ia gunakan untuk latihan menembak di rumah. Senapan tersebut milik sang ayah yang dibeli dari salah satu minimarket di Arjawinangun.
“Dulu ini kata ayah beli awal itu harganya Rp1,5 juta. Ini  digunakan saat latihan awal-awal karena dulu kan badannya masih kecil jadi dipompanya pakai tumpuan perut, lumayan sakit juga. Senapannya masih jalan, cuma lebih banyak disimpan sekarang, jadi kenang-kenangan,” bebernya.
Dewi sendiri mengaku tidak ditarget untuk bisa meraih emas dalam SEA Games. Menurutnya, sudah menjadi ketentuan bahwa target tersebut menjadi rahasia di kalangan official dan tim. Atlet, menurut dia, hanya diminta fokus bertanding dan menunjukkan sebaik-baiknya kemampuan tanpa harus memikirkan bisa dapat medali atau tidak. “Saya gak tahu apakah saya ditarget atau tidak, karena kita atlet gak tahu ada target itu. Karena kalau tahu ditarget khawatir jadi tekanan malah jelek mainnya,” tukasnya.
Dewi lantas sedikit menceritakan awal kepindahannya ke Kota Bogor. Ia tidak menampik sudah banyak dibantu Kabupaten Cirebon. Tapi menurutnya menjadi atlet adalah pilihan hidup. Sehingga ia harus lebih realistis untuk memilih daerah yang lebih memperhatikan dan mengapresiasi dirinya sebagai atlet profesional.
“Kota Bogor menawarkan apa yang tidak saya dapatkan di Cirebon. Dari mulai pembinaan dan lain-lainnya. Sehingga kemudian pada 2020 saya mantap pindah setelah berkomunikasi dengan pelatih dan Mas Ben Ketua Koni Kota Bogor,” jelas Dewi saat berbincang dengan Radar Cirebon di Desa Lungbenda, Palimanan, Rabu (23/5).
Selama tahun 2020 itu Dewi mengaku tiga kali mengirim surat pengunduran diri ke Perbakin Kabupaten Cirebon. Tapi selama itu pula surat pengunduran dirinya tidak direspons dan tidak diterima. “Akhirnya terakhir kirim lewat pos. Setelah itu saya menyelesaikan administrasi lainnya termasuk pindah KTP ke Kota Bogor. KTP saya sekarang sudah Kota Bogor,” bebernya.
Di Kota Bogor selain mendapatkan pembinaan, Dewi juga diberikan beasiswa untuk kuliah. Tapi beasiswa tersebut belum sempat diambil karena ada pandemi dan sibuk latihan. Rencananya tahun ini Dewi akan melanjutkan kuliah di salah satu kampus di Kota Bogor. “Kota Bogor baik sekali. Saya dapat pembinaan yang baik, beasiswa juga. Ini tidak bermaksud untuk membanding-bandingkan, semua tentu ada kelebihan dan ada kekurangannya,” paparnya.