Di sisi lain, sambung Hilmi, rasio kebutuhan pegawai dengan jumlah pegawai yang pensiun tidak seimbang. Di mana dalam rentang 2018 sampai dengan 2022 hanya ada pengangkatan 91 PNS dan jumlah PNS yang pensiun sekitar 18-00an. “Rasionya sangat jauh sekali. Tita setiap tahun yang pensiun banyak sekali, tapi pengangkatan PNS baru sangat sedikit,” ungkapnya.
Hilmi mengatakan wacana penghapusan otomatis membuat banyak honorer cemas dan menmnbulkan keresahan. Terlebih ada banyak dinas yang honorernya terancam tidak masuk formasi P3K seperti Satpol PP. “Kita sudah komunikasi dengan forum-forum honorer, kita masih tinggu kebijakan lanjutannya seperti apa.” tandas Hilmi.
Terpisah, Ketua Forum Tenaga Honorer Sekolah Swasta (FTHSS) Kota Cirebon Dede Permana SSos mengatakan guru honorer yang mengajar di sekolah negeri di Kota Cirebon jumlahnya mencapai 1.088 orang.
Jumlah ini, kata Dede Permana, mengacu data tahun 2018 mereka mendapatkan SK walikota tentang penugasan sebagai guru di sekolah negeri. SK tersebut, lanjut Dede, fungsinya sebagai syarat mendapatkan tunjangan profesi guru atau sertifikasi guru serta mendapatkan Nomor Unik Pendidik Dan Ketenaga Kependidikan (NUPTK).
Karena pada waktu itu tidak ada pengangkatan PNS dan masih moratorium. “Cirebon sudah bagus karena sudah ada SK ini. Dan sertifikasi itu reward, ruangnya berbeda yakni profesionalnya guru,” bebernya.
Kalaupun saat ini ada rencana penghapusan honorer, kata Dede, itu sebenarnya implementasi dari UU yang menjadi acuan P3K, yang mana saat itu Menpan RB dijabat oleh Yuddy Crisnandi dan sekarang implementasi dari UU tersebut.
Keterbatasan guru di sekolah waktu itu, masih kata Dede, karena moratorium PNS, sehingga dampaknya muncul trouble dan menjadi jurang antara PNS dengan kebutuhan tenaga guru saat itu.
“Penghapusan honorer ini jangan jadi opini publik, tapi menjadi ajang mencari solusi. Kalau tidak ada honorer, lalu bagaimana nasib sekolah yang kekurangan guru di daerah? Ini sangat penting, di satu sisi terbelakang, di satu sisi tidak jelas tugasnya,” pungkas Dede. (dri/abd)