Ya, semua berawal dari hobi. Tahun 2007. Supri sedang gila-gilanya turing. Perjalanan jauh hingga ke luar kota. Sebelum itu, ia membeli helm full face pertama. Supri masih ingat jenis/merek helm tersebut: NHK N1200. Lalu membeli NHK GP R Tech.
Ia jelajah kota tetangga seperti Majalengka untuk bisa dapat helm yang diidamkan. Dari bentuk, ketebalan/kenyamanan busa ia bisa bedakan. Saking sayangnya, sejumlah helm tak rela dilepas begitu saja. Meski ditawar harga mahal.
Misal saja jenis KYT Erace. Dulunya, helm itu milik Hendriansyah, yang dikenal sebagai dewa road race Indonesia. Pada masanya, sekitar tahun 2010-2013, helm itu ditaksir seharga Rp2 jutaan. Tapi sekarang sudah tidak diproduksi lagi. Limited.
“Terakhir ada yang nawar Rp5 juta, saya ngga lepas. Sayang, mending buat koleksi aja,” jelas Supri. Lalu koleksi NHK TTC Spiderman Miles Morales. Hanya ada seribu unit di Indonesia. Supri juga ogah jual.
Bukan hanya satu/dua. Sederet koleksi lain dipajang pada rak di ruang depan itu. Ditempatkan sejajar dengan helm-helm dagangan. Ya, seperti itu karena mayoritas pelanggan membeli secara online. Karena lama disimpan, kata Supri, terkadang helm kesayangannya itu berdebu/berjamur.
Kemudian ada helm KYT yang telah dikustomisasi. Bermotif scooby doo. Karakter Shaggy dan anjing kesayangannya digambarkan pada bagian samping-belakang helm. Ini juga tidak dijual. “Artinya, manusia bisa bersahabat dengan hewan. Sebagai pesan kalau mereka bisa saling menyayangi,” kata Supri.
Lalu ada helm yang telah diairbrush dengan motif kakek kura-kura tua pada serial Dragon Ball. Atau Master Roshi yang terletak di samping kiri helm. Lalu di atasnya ada gambar otak. Besar. “Simbol kakek tua tapi tak pernah berpikir. Kelakuannya seperti anak kecil,” terang Suprihatin, menceritakan filosofi gambar kakek kura-kura tersebut.
Harga helm di sini variatif. Selain full face, ada half face. Serta helm bogo. Helm yang menutup wajah secara penuh paling murah dibandrol Rp270 ribuan. Sementara harga paling tinggi ditujukan pada helm-helm koleksi itu. Karena tak ternilai harganya.
Menceritakan Filosofi dari Motif, Tak Tergiur Ditawar Harga Mahal
