Setelah tertunda dua tahun akibat pandemi Covid-19, rencana revitalisasi taman British American Tobacco (BAT) dipastikan terlaksana tahun ini. Taman BAT diharapkan menjadi ikon baru Kota Cirebon sekaligus menjadi daya tarik bagi para wisatawan dari luar maupun dari dalam wilayah Cirebon sendiri.
KHOIRUL ANWARUDIN, Cirebon
SAAT ini pengerjaan Taman BAT yang mempunyai dimensi panjang 100 meter dan lebar 6 sampai 7 meter ini masuk tahap pembongkaran taman lama. Juga telah dilakukan penebangan pohon dan perapian jalur kabel di wilayah itu.
Kabid Perumahan, Prasarana, Sarana dan Utilitas (PPSU) pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (DPRKP) Kota Cirebon Herro Yudhistira mengakan selain merevitalisasi taman, pengerjaan tersebut juga akan dibangun replika Pedati Gede sebagai ikon sejarah Kota Cirebon.
Pembangunan replika Pedati Gede sendiri merupakan program prioritas kepemimpinan Walikota Nashrudin Azis dan Wakil Walikota Eti Herawati. Program ini rencannya terkoneksi dengan penataan kawasan kota tua yang terhubung dengan pariwisata Pelabuhan Cirebon, Pecinan, dan Kampung Arab.
“Program ini sudah direncanakan sejak tahun 2020. Tapi karena ada refocusing, baru di tahun ini dilaksanakan. Dan semua ide gagasan itu dari beliau (Walikota Cirebon Nashruddin Azis, red),” ungkapnya kepada Radar Cirebon, belum lama ini.
Sementara untuk perencanaan dan pengerjaan sendiri dilakukan oleh Institus Teknologi Bandung (ITB) dengan sistem swakelola tipe 2. Proyek revitalisasi Taman BAT dan replika Pedati Gede ini menelan anggaran hingga Rp2 miliar.
Pengerjaan replika Pedati Gede sendiri dilakukan di workshop ITB dengan melibatkan banyak disiplin keilmuan. Di antaranya adalah seni rupa, arsitektur, teknik sipil, teknik mesin dan lainya. Sementara material yang digunakan adalah kayu jati dan sejumlah bagian kecil terbuat dari besi.
“Pedati Gede ini mempunyai sejarah yang tinggi, terkait dengan budaya Cirebon. Pembuatan replika Pedati Gede ini diusahakan mendekati ukuran dan bentuk aslinya. Tapi tidak sampai 100 persen karena ada beberapa hal yang tidak bisa sama persis karena memperhatikan kondisi cuaca, kelembapan, dan tingkat korosi,” jelas Herro Yudhistira.
Menurutnya, salah satu tantangan dalam membangun replika Pedati Gede adalah merekonstruksi ulang Pedati Gede dalam bentuk yang utuh. Sebab, rancangan Pedati Gede Pekalangan yang menjadi rujukan, kondisinya sudah tidak utuh lagi. Ada beberapa bagian yang telah rusak dan hilang.