“Misalkan surat undangan dibagikan sore, nah besok paginya dikasih tahu akan cair. Sekarang tidak. Sudah beberapa hari setelah surat undangan dibagikan, tapi ngga cair-cair,” ungkapnya.
Ia mengaku menunggu BLT untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Yakni beli sembako. Senada disampaikan warga RW 3 Karangdawa Barat, Slamet Ramdoni. Pria yang biasa dipanggil Doni itu menyesalkan lambatnya panyaluran bansos dari Kantor Pos. Keluhkesahnya juga disampaikan melalui media sosial TikTok. “Kantor Pos-nya lelet,” ucap Doni.
Ia mangatakan warga kerap bolak-balik ke Kantor Pos untuk memastikan bantuan BBM bisa diperoleh. Namun selalu tak dapat jawaban pasti. Yang ada, katanya, buang-buang ongkos/bensin. Karena jarak dari rumah ke kantor Pos sekitar 2,5 kilometer. “Inginnya segera cair karena keadaan lagi susah. Kalau sudah diterima mending saja buat beli sembako dan kebutuhan sehari-hari,” jelasnya.
Warga lain, Kamal, juga sangat menanti bantuan tersebut. Apalagi, ia merupakan kepala keluarga yang tak memiliki pekerjaan tetap. Sedangkan sang istri tak banyak yang bisa dilakukan karena sakit stroke. “Ngga cair-cair Pak, ngga tahu sampai kapan,” katanya kepada Radar Cirebon kemarin.
Sama seperti warga lain, Kamal dan istri, Wahyuni, mengaku akan menggunakan uang bantuan untuk membeli sembako. Seperti beras, minyak goreng dan kebutuhan lain.
Pantauan Radar Cirebon, surat yang diterima warga RW 17 Kriyan Barat adalah surat untuk menerima BLT BBM sebesar Rp150 ribu per bulan untuk dua bulan sekaligus dan program sembako bulan September sebesar Rp200 ribu. Jadi total yang diterima warga adalah sebesar Rp500 ribu. (ade)