Berdasarkan data Kemenkes, kasus gagal ginjal akut pada tahun ini hanya terjadi di tiga negara, yaitu Indonesia (133 kematian), Gambia (50 kematian) dan Nigeria (28 kematian).
Dan, kasus gagal ginjal akut pada anak menyerang anak-anak berusia enam bulan sampai 18 tahun. Kemenkes telah meminta orang tua tidak panik, tenang, tetapi selalu waspada.
Kemenkes juga sudah membeberkan apa saja gejala yang mengarah kepada gagal ginjal akut pada anak. Gejalanya antara lain diare, mual, muntah, demam selama 3-5 hari, batuk, pilek, sering mengantuk, jumlah air seni/air kecil makin sedikit bahkan tidak bisa buang air kecil sama sekali.
“Orang tua harus selalu hati-hati, pantau terus kesehatan anak-anak kita. Jika ada keluhan yang mengarah kepada gagal ginjal akut, segera konsultasikan kepada tenaga kesehatan. Jangan ditunda atau mencari pengobatan sendiri,” kata Plt Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes dr Yanti Herman MHKes.
Pastikan juga kebutuhan cairan tubuhnya dengan minum air. Dan, gejala lain yang juga perlu diwaspadai orang tua adalah perubahan warna pada urine (pekat atau kecoklatan).
Bila warna urine berubah dan volume urine berkurang, bahkan tidak ada urine selama 6-8 jam (saat siang hari), orang tua diminta segera membawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Kemenkes juga mengimbau orang tua tetap memastikan perilaku hidup bersih dan sehat. Pastikan cuci tangan diterapkan. Makan makanan yang bergizi, tidak jajan sembarangan, minum air matang, dan pastikan imunisasi anak rutin dan dilengkapi.
Kemenkes juga telah menerbitkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02./2/I/3305/2022 tentang Tata Laksana dan Managemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) Pada Anak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagai bagian peningkatan kewaspadaan.
Surat keputusan ini memuat serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh tenaga medis dan tenaga kesehatan lain dalam melakukan penanganan terhadap pasien gagal ginjal akut sesuai dengan indikasi medis.
“Belajar dari pandemi Covid-19, pemerintah tentu tidak bisa bekerja sendiri. Sinergi dan kolaborasi dengan seluruh pihak sangat diperlukan untuk mencegah agar penyakit ini bisa dicegah sedini mungkin. Segera laporkan apabila ada indikasi kasus yang mengarah kepada gagal ginjal akut maupun penyakit lain yang berpotensi mengalami KLB,” kata dokter Yanti. (esy/jpnn/rc)