CIANJUR- Gempa susulan masih terasa di Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11) sekitar pukul 13.44 WIB. Getaran gempa cukup kuat terasa menggoyang permukaan tanah. Di Posko Penanggulangan Bencana Brimob Polri, Jalan Raya Cianjur-Cipanas, getaran gempa terasa kuat menggoyang permukaan tanah hingga menggetarkan kursi yang diduduki.
Sejumlah warga penyintas gempa yang mengungsi di Posko Penanggulangan Bencana Brimob Polri tampak tidak terlalu panik. “Kami sudah puluhan kali ngerasain gempa susulan gini,” kata Dadang Sukirman, salah satu warga yang mengungsi.
Menurut dia, gempa pertama pada Senin (21/11) sekitar pukul 13.00 WIB lebih besar dibanding gempa-gempa susulan. “Itu mah (gempa hari pertama, red) sampai bergoyang-goyang, ada satu menit lebih, rumah saya sampai rubuh,” kata dia.
Dia bersama istri dan tiga anaknya serta satu cucunya mengungsi di Posko Penanggulangan Bencana Brimob Polri. Selain rumahnya ambruk, Dadang dan istri juga luka robek di kepala hingga harus dijahit. Namun, tidak dirawat di rumah sakit dikarenakan kondisi rumah sakit yang sudah penuh oleh korban gempa lainnya.
Pos Penanggulangan Bencana Brimob Polri dilengkapi tenda pleton dengan kasus lipat untuk warga yang mengungsi, termasuk untuk anggota Brimob yang beristirahat. Di posko tersebut juga tersedia satu unit kendaraan dapur lapangan, mobil tangki air, kendaraan toilet, serta layanan pemeriksaan kesehatan dari Pusdokes Polri.
DAERAH RAWAN BENCANA
Sejarah mencatat sebanyak 14 kali gempa merusak terjadi di kawasan Cianjur-Sukabumi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan pertama kalinya, gempa Cianjur-Sukabumi tercatat pada 1844. “Sebelum tahun 1844 pernah juga terjadi gempa, tapi tidak tercatat,” ujar Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, kemarin.
Daryono mengatakan gempa berkekuatan magnitudo 5,6 yang mengguncang kawasan Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11) menjadi salah satu gempa yang merusak. Dia menambahkan gempa Cianjur-Sukabumi yang menyebabkan kerusakan juga tercatat pada 1879, 1900, 1910 dan 1912. Selanjutnya, kata Daryono, pada 2 November 1969 terjadi gempa Cianjur-Sukabumi berkekuatan magnitudo 5,4 yang menyebabkan rumah rusak.
Pada tanggal 26 November 1973, gempa Cianjur-Sukabumi juga menyebabkan banyak rumah rusak di Cibadak, Sukabumi. Kemudian, pada 10 Februari 1982, gempa berkekuatan M5,5 menyebabkan banyak rumah rusak dan korban jiwa.