“Guru ini perannya sangat vital, karena di tangan mereka masa depan anak-anak kita dititipkan. Mereka yang mendidik anak-anak. Komitmen inilah yang kemudian membuat Pemkab Cirebon mengalokasikan kuota P3K untuk tenaga pengajar,” ungkapnya.
Perjuangan guru mencerdaskan anak bangsa begitu besar. Kontribusi pahlawan tanpa tanda jasa itu perlu diapresiasi pemerintah. Para guru pun menaruh harapan besar di Hari Guru Nasional (HGN) tahun ini.
Di Kabupaten Cirebon misalnya. Para guru berharap ada peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Pun mutu pendidikannya. “Percuma program bagus. Kurikulum bagus, belum tentu berhasil kalau SDM yang dimiliki gurunya kurang,” ujar Ketua PGRI Kabupaten Cirebon Yeyet Nurhayati SPd, kemarin.
Menurutnya, era digitalisasi sekarang pun perlu dihadapi dengan bijak. Sebab, era digital itu seperti pisau bermata dua. Artinya, jangan terlena. Karena sistem pembelajaran itu lebih baik dengan cara tatap muka.
“Karenanya, harapan kami, seberapapun majunya teknologi, pembelajaran dengan sistem tatap muka akan lebih mengena dalam proses transfer ilmu dengan mengintegrasikan pendidikan karakter,” kata Yeyet kepada Radar.
Yeyet menyampaikan, guru juga diharapkan dapat meningkatkan kerja dan kedisiplinannya. Termasuk kesabaran dalam menghadapi anak didik di sekolah. “Jangan pakai kekerasan tapi gunakanlah sentuhan hati,” tuturnya.
Yeyet menambahkan, kemajuan suatu daerah tergantung dari mutu dan kualitas pendidikan itu sendiri. Maka, PGRI pun punya program, akan mengelar workshop khusus untuk meningkatkan mutu guru. “Di Kabupaten Cirebon saat ini sudah tidak krisis guru lagi. Karena banyak yang diangkat menjadi PPPK,” pungkasnya. (dri/sam)