SIMAK informasi mengenai Pedati Gede Pekalangan. Ini merupakan kereta besar pengangkut barang peninggalan zaman Belanda yang sisa kerangkanya masih tersimpan dengan baik.
Pedati Gede Pekalangan kini “terkurung” dalam sebuah gang sempit di wilayah Pekalangan, Kota Cirebon.
Pedati Gede Pekalangan ini menggunakan sistem rakitan bongkar pasang. Sehingga ukuran/panjang pedati bisa disesuaikan dengan kebutuhan daya angkut barang.
Baca Juga:Ini Biaya Perpanjangan SIM A dan SIM C, Lengkap dengan Syarat yang Harus DisiapkanBegini Cara Mengurus SIM yang Hilang, Tahapan dari Awal sampai Dapat SIM Lagi
Sampai saat ini Pedati Gede Pekalangan sendiri masih kokoh berdiri. Meski sempat terbakar di tahun 1907. Dari 12 roda, empat di antaranya hangus.
Ukuran serta kondisi pedati saat ini, merupakan hasil rekonstruksi tahun 1993 yang dilakukan Herman De Vost yang ketika itu menjabat Direktur Museum Kereta-kereta Istana di Leiden, Belanda.
Dari hasil penelitian Herman de Vost, panjang Pedati Gede Pekalangan diperkirakan mencapai 15 meter, lebarnya 2,5 meter dan 3 meter tingginya. Pedati menggunakan roda kayu sebagai alat geraknya.
Kalau masih utuh, jumlanya 12 roda atau enam pasang. Masing-masing berdiameter 2 meter dan enam roda yang lainnya yang berukuran lebih kecil –diameter 1,5 meter.
Dari upaya yang dilakukan Herman de Vost melakukan konservasi, panjang pedati tersisa 8,9 meter saja.
Salah satu peristiwa bersejarah dari Pedati Gede, ketika ikut ambil bagian dalam pembangunan Masjid Agung Sang Cipta Rasa di tahun 1480. Pedati dipakai untuk alat angkut bahan bangunan.
Pedati ini juga menjadi alat tansportasi ketika menginvasi Sakiawarman (adik kandung Prabu Punawarman dari Kerajaan Tarumanagara yang memberontak pada kakaknya) di Desa Girinata (sekarang wilayah Palimanan). Termasuk dalam alat transportasi untuk penyebaran Islam di Cirebon.
Baca Juga:Mengenal Mama Sayi, Lebih dari 27 Tahun Merawat dan Menjaga Pedati Gede Pekalangan CirebonBupati Cirebon: Mau Berhenti Kapan pun Tak Masalah, yang Penting Sekarang Fokus Layani Masyarakat
Termasuk digunakan sebagai transportasi untuk menyiarkan agama Islam di sepanjang wilayah pantai utara Jawa seperti Karawang, Indramayu, Tegal, Semarang, termasuk Cirebon dan lainnya.
Dipercaya, Pedati Gede Pekalangan menjadi yang terbesar di Indonesia pada saat itu. Ukurannya, juga teknologinya melampaui kemajuan di zamannya. (ade)