Oleh: Dahlan Iskan
BULAN masih bulat, terutama di kala purnama. Seperti yang saya lihat dari halaman stadion Kanjuruhan kemarin malam.
Tapi kalau bebatuan di bulan itu ternyata mengandung asteroid yang terbaik, bisa jadi banyak yang akan punya perusahaan tambang di sana.
Anda sudah tahu: Selasa kemarin Tiongkok kembali berhasil meluncurkan roket luar angkasa. Kali ini milik swasta. Tiongkok pun sudah punya perusahaan luar angkasa swasta.
Baca Juga:Tahun Politik 2023, Walikota Cirebon Nashrudin Azis: Hangat Boleh, tapi…  Partai Demokrat Ungkap Kronologi Azis Mundur, Andru: Biar Publik yang Menilai
Tujuan perusahaan itu murni komersial: lebih fokus untuk menyelidiki keberadaan asteroid di planet lain.
Anda sudah tahu: asteroid adalah benda tambang yang kian dicari manusia modern. Itulah bebatuan yang akan bisa menggantikan benda tambang yang harganya sangat mahal di bumi: rare earth. Tanah jarang. Atau disebut juga tanah langka.
Anda tidak akan punya HP kalau tidak ditemukan bahan yang disebut tanah jarang itu. Begitu banyak benda modern yang bahannya tergantung pada tanah jarang: lampu LED, komponen komputer, peralatan kesehatan, dan banyak lagi.
Kita juga punya barang itu di Bangka. Atau Belitung. Dulunya dibuang sebagai sampah. Itu dianggap tidak ada harganya. Yang berharga adalah timahnya. Tanah Bangka yang mengandung timah dikeruk. Timahnya diambil. Kotoran timahnya dibuang. Di kotoran itu masih terkandung 29 jenis benda kimia tambang. Salah satunya disebut rare earth.
Dalam satu kilogram kotoran rumah itu bisa diperoleh hanya beberapa gram rare earth. Proses mendapatkannya yang rumit. Harus dibangun pabrik pemurnian. Sulit. Rumit. Canggih. Mahal.
Saya ingin ke Bangka lagi. Siapa tahu pabrik pemurnian rare earth yang pernah dibangun di sana sudah bisa berjalan. Atau sudah lebih maju. Atau sudah mati. Saya tidak mengikuti lagi perkembangannya.
Pemilik cadangan rare earth terbesar di dunia, Anda juga sudah tahu: Tiongkok. Tambang terbesarnya di pegunungan Jiangxi selatan. Antara kota Nanchang dan Guangzhou.
Baca Juga:Profil dan Biodata Lengkap Nashrudin Azis, Walikota Cirebon yang Kini Gabung PDIPIni Jejak Politik Walikota Cirebon; Dulu Dukung Jokowi, Kini Akhirnya Gabung PDIP
Rupanya cadangan itu akan habis juga. Suatu saat kelak. Maka diperlukan bahan pengganti rare earth. Kalau bisa yang kualitasnya lebih baik. Para ahli sepakat bahwa pengganti itu adalah asteroid. Adanya di planet-planet di angkasa luar. Maka, kelak, planet itu harus bisa ditambang.