“Beban berat itu menyebabkan perusahaan tidak mampu atau sulit untuk melakukan pengembangan usaha untuk mencapai target peningkatan cakupan layanan,” jelas Ady.Â
Dalam perkembangan yang sama, Ady mengatakan rencana penyesuaian tarif juga sudah dihitung cermat berdasarkan seluruh indikator di atas.Â
Lainnya, penyesuaian tarif naik menjadi 30 persen juga dilaksanakan setelah memperoleh tanggapan publik dari berbagai elemen.
Baca Juga:Pengumuman Buat Tendik, Ini Jadwal Pencairan Tunjangan Sertifikasi Guru 2023Tahlil Kanjuruhan
“Sebelum penyesuaian tarif diberlakukan, kami juga meminta umpan balik dari publik. Elemen yang kami ajak bicara antara lain ormas, OKP, LSM, Pers dan tokoh masyarakat dan tentu saja wakil rakyat di DPRD,” tukas Ady.
Sementara itu sebagai pembanding, jelas Ady, tarif air minum yang selama ini diberlakukan di Kabupaten Indramayu lebih rendah dari kabupaten dan kota Cirebon.Â
Padahal kedua daerah tersebut menerima pasokan air dari sumber mata air yang tidak terlalu banyak membutuhkan biaya pengolahan yang tinggi.Â
“Kabupaten Cirebon mengenakan tarif Rp6,79/liter untuk penggunan 10.000 liter dan menerapkan tarif Rp7,70/liter untuk pengguna 10.001-20.000 liter,” katanya.
“Sedangkan Kota Cirebon Rp5,39/liter untuk penggunaan 10.000 liter dan Rp7,02 /liter untuk 10.001-20.000 liter,” lanjut Ady.Â
Meski terjadi penyesuaian tarif, Ady menyatakan, sesuai arahan Bupati Indramayu, Nina Agustina, sebagai kuasa pemegang modal, ada misi sosial yang tetap dikedepankan.Â
Misi sosial yang dimaksud yakni terjadinya tambahkan subsidi silang.
Konkretnya, yakni penyusunan tarif baru tersebut menggunakan mekanisme subsidi silang sehingga terpenuhi rasa keadilan.
Pelanggan yang mampu mensubsidi pelanggan yang tidak mampu.Â
Baca Juga:Tendik Wajib Tahu, Ini Jadwal Pencairan Tunjangan Sertifikasi Guru 2023Komitmen Dampingi UMKM Cirebon dan Indramayu, Coach Wulan: Harus Go Digital dan Naik Kelas Â
“Pelanggan dengan blok tarif kemampuan bayar tinggi mensubsidi pelanggan dengan kemampuan bayar minimal sehingga PDAM yang sehat dan berkelanjutan,” pungkas Ady. (rls/kom)