CIREBON, RADARCIREBON.ID – SDN 2 Blender di Kecamatan Karangwareng kembali terendam banjir. Dalam sebulan, sekolah ini tiga kali kebanjiran.
Informasi yang dihimpun, banjir menggenangi SDN 2 Blender sejak Senin malam (16/1) hingga Selasa pagi (17/1).
Karena banjir juga menggenangi ruang kelas sehingga KBM terpaksa diliburkan. Para siswa beserta guru bekerja bakti membersihkan bekas banjir disertai lumpur yang menggenangi seluruh ruangan kelas.
Baca Juga:Surat Peringatan Satpol PP Tidak Digubris, Pemilik Bangli Ogah Bongkar BangunanJembatan Desa Penpen Ambles saat Hujan Lebat, Pemdes: Anggaran Desa Tak Mampu Perbaiki
Salah seorang guru SDN 2 Blender, Muhammad Syahroni mengatakan, sekolahnya menjadi lokasi langganan banjir karena posisinya diapit oleh dua kali besar.
Sehingga, ketika hujan besar menyebabkan dua kali tersebut meluap dan airnya menggenangi bangunan sekolah SDN 2 Blender.
“Banjirnya sejak Senin malam dan surutnya tadi pagi. Air masuk hingga ke ruang kelas, dan di ruang kelas ketinggian air sampai mata kaki orang dewasa,” ujarnya.
Untuk itu, dirinya beserta para guru dan siswa bekerja bakti membersihkan bekas banjir. “Lumpurnya lumayan banyak, tadi sudah dibersihkan oleh para guru dan siswa bekerja bakti bersama bersihkan ruang kelas,” tuturnya.
Syahroni mengungkapkan, karena air banjir menggenangi ruang kelas, sehingga KBM para siswa diliburkan.
Lebih lanjut, dikatakan Syahroni, terendamnya ruangan SDN 2 Blender disebabkan meluapnya dua kali di sekeliling sekolah.
“Jadi SD kami itu di samping ada kali besar dan di depan juga ada kali, sehingga SD sini sering mengalami kebanjiran,” tuturnya.
Syahroni mengungkapkan, sekolahnya menjadi langganan banjir ketika musim hujan.
Baca Juga:Jembatan di Tanah Kelahiran Bupati Cirebon PutusSiswa Lesehan saat Belajar di Sekolah, Kadisdik Tunggu Laporan dari Kabid SD
“Kalau sudah musim hujan itu, dalam satu bulan bisa sampai tiga kali ruang kelas kebanjiran dan kejadian ini sudah bertahun-tahun,” ungkapnya.
Syahroni beharap, persoalan banjir yang sering merendam sekolahnya bisa teratasi. “Kami berharap persoalan ini bisa teratasi, sehingga ketika hujan tidak lagi banjir dan meliburkan anak-anak untuk sekolah,” pungkasnya. (den)