Siapa sebetulnya Dewa Dapur ini? Mengapa ia begitu dihormati sehingga diadakan upacara khusus? Misi apa yang dijalankan? Ada yang mengatakan, ia Kaisar Shen Nong yang mengajari manusia bercocok tanam. Ia pula yang menciptakan api. Dikarenakan jasanya yang besar, setelah wafat ia menjadi dewa yang bernama Zao Shen atau Dewa Dapur.
Misinya, memberi laporan kepada Mahadewa tentang hal baik dan buruk dari keluarga bersangkutan. Karena bersemayam di dapur-di salah satu sudut atau tempat di dapur-ia tahu semua perkara dalam keluarga itu. Di situlah seorang ibu mengomel, ngerumpi bersama ibu-ibu lain, tertawa, dan bercanda bersama anggota keluarga lain sambil mengerjakan urusan rumah tangga. Dewa Dapur yang ada di sana pasti mendengar semua perkataan dan mencatatnya. Tanggal 23 dan 24 Cap Ji Gwee atau bulan 12 adalah saatnya Dewa Dapur naik ke langit, melaporkan seluruh kejadian selama satu tahun kepada keluarga itu.
Agar Dewa Dapur tidak melaporkan hal yang jelek, manusia mencari akal untuk menyenangkan hatinya. Bahkan, manusia sampai memikirkan agar dalam perjalanan menuju langit, kuda tunggangan sang dewa tidak kelaparan, dan hewan peliharaannya di dunia tidak mati kelaparan. Pada tanggal 23 dan 24 itu, rumah Dewa Dapur dibersihkan lalu diberi sesajen. Sesajen ini ada yang wajib; ada yang tidak wajib.
Baca Juga:Masa Jabatan Kepala Desa 9 Tahun, akan Kembali ke Orde Baru?Kepala Desa Minta Dana Desa Naik 10 Persen, Buat Apa?
Sesajen wajib berupa permen yang manis, liat, dan lengket, manisan buah kundur yang dikenal sebagai tangkua atau tangkwe. Sesajen tidak wajib berupa roti goreng dan teh, yang merupakan bekal bila sang dewa merasa lapar dan haus. Rumput untuk bekal makanan kuda tunggangan sang dewa, sedangkan kulit tahu untuk ayam peliharaannya yang ditinggalkan di bumi.
Sesajen wajib harus manis supaya sang dewa hanya melaporkan hal-hal yang “manis”. Selain manis, juga harus liat dan lengket. Begitu mengulum permen, mulut sang dewa menjadi sulit dibuka sehingga tidak banyak bicara dan hanya tersenyum saja.