Karena itu pernah ada pemikiran ibu kota Rokan Hilir harus dipindah ke kecamatan yang lebih berkembang. Yakni yang terletak di pinggir jalan utama Lintas Timur Sumatera. Ada dua kota baru yang mendadak besar di jalur itu: Tanah Putih dan Ujung Tanjung. Pembahasan perpindahan ibu kota ini berlarut-larut. Padahal kantor Polres, Pengadilan Negeri dan Pengadilan Agama sudah telanjur dibangun di Tanah Putih.
Kantor bupati RoHil masih tetap di Bagan Siapi-api. Jarak kedua kota ini sekitar 50 km, tapi perlu dua jam untuk mencapainya. Instansi pemerintah pun saling berjauhan.
Wartawan umumnya tinggal di Bagansiapiapi. Tanah Putih begitu jauhnya. Maka ketika keluarga sawit tersebut beraksi berkali-kali di Polres setempat tidak ada wartawan yang meliput.
Baca Juga:Yuk, Cek Bansos Kemensos, Hanya 5 Langkah Kok, GAMPANG!Polisi Tangkal Isu Penculikan Anak SD di Dompyong Cirebon, Simak Penjelasan AKP Ahmad Nasori
“Kami yang di Bagan tidak tahu. Kami belum pernah meliput peristiwa itu,” ujar seorang wartawan senior di Bagansiapiapi.
Saya pun bertanya: apakah sudah menonton podcast Uya Kuya soal nasib seorang petani sawit di daerahnya itu. “Belum,” jawabnya.
Maka saya pun mengirimkan copy podcast itu. Dua jam kemudian saya tilpon wartawan tersebut. “Saya baru menonton separo. Saya tidak pernah tahu soal itu,” katanya.
Kantor Polres RoHil memang sangat jauh pun dari Bagan. Dan kampung petani itu lebih jauh di pedalaman lagi. Masih dua jam lagi dari Polres. Yakni di Simpang Manggala.
Petani sawit itu pendatang dari Tanah Batak. Tahun 2004 ia sudah mulai membeli tanah kebun yang masih sangat murah. Sampai terkumpul 500 hektare. Mulailah sawit ditanam. Berbuah. Panen.
Keluarga ini terlihat sudah pernah menikmati masa-masa panen yang baik. Busana tiga wanita itu terlihat masih dari sisa-sisa yang dibeli ketika punya banyak uang.
Kini tiga wanita itu seperti tidak kunjung berhenti menangis. Tanah sawit itu, katanya, diambil polisi. Mula-mula 10 hektare. Lalu 10 hektare lagi. Sampai habis.
Baca Juga:Beredar Video Menyebut Pelaku Penculikan Anak SD di Dompyong Cirebon Ditangkap, Orangnya sampai MenangisJadwal Bioskop CSB XXI Hari Ini Jumat 27 Januari 2023, Ada Mangkujiwo 2
“Saya tidak menyebutnya oknum karena UU tidak pernah mengenal kata oknum,” ujar Kamaruddin.
Pengacara itu bertekad akan mengawal perkara ini sampai tuntas. Dengan biaya sendiri. Persis seperti ketika membela keluarga Josua di kasus Inspektur Jendral Polisi Sambo.