SEJAK tahun 2002, nelayan Kampung Cangkol, Kota Cirebon, telah beralih menggunakan rumpon sebagai alat bantu penangkapan ikan.
Rumpon atau rumah ikan (fish apartment) menjadi alat bantu tangkap yang masih digunakan nelayan Cangkol hingga saat ini. Walaupun telah bermunculan beberapa jenis alat tangkap lain yang lebih menggiurkan.
Menurut Ketua Himpunan Nelayan Cangkol Tengah (HNCT), Suparman, rumpon yang dikenal saat ini merupakan karang buatan yang terbuat dari berbagai jenis barang bekas seperti ban, batang pohon dan sebagai atraktor atau penarik perhatian ikan.
Baca Juga:Produksi Ikan Tangkap di Kota Cirebon Capai 5695 Ton Per TahunAkhirnya Memutuskan untuk Diet? Perhatikan Gizi Seimbang dan Kondisi Tubuh
Ikan ikan seperti jenaha, kakap merah, kerapu dan sebagainya merupakan ikan buruan utama. Ikan yang berkumpul di rumpon itu, kemudian ditangkap dengan cara dipancing oleh para nelayan.
Agar barang-barang tersebut bisa tetap berada di bawah air, kata Suparman, rumpon biasanya akan disertai dengan alat pemberat berupa beton, bebatuan, dan lainnya.
Untuk membuat satu titik rumpon, setidaknya diperlukan biaya sekitar Rp1,5 yang terdiri dari 15-20 blok rumpon.
“Biasanya tergantung ukuran. Masing masing nelayan yang menentukan sendiri. Mau pakai ban bisa, pakai bambu juga bisa,” ungkapnya kepada Radar Cirebon, Sabtu (4/2/2023).
Menurut Suparman, masing masing nelayan Cangkol mempunyai rumpon yang telah ditanam. Jaraknya antara 20-30 mil dari pesisir.
Rumpon yang sudah ditanam, kemudian diberi tanda atau ditentukan titik koordinatnya. Sehingga memudahkan mereka mengidentifikasi jika sedang berada berada di tengah laut.
Dengan menggunakan rumpon, kata Suparman, nelayan tak perlu pusing.
Sebab, hasilnya sudah dapat diprediksi. Rumpon-rumpon tersebut membuat kerja nelayan menjadi semakin mudah.
Sebab ikan-ikan di laut tersebut sudah berkumpul di rumpon-rumpon tersebut.
Baca Juga:Jelang PPDB, Sekolah Swasta di Kota Cirebon Mulai KoordinasiManfaat Daun Pandan untuk Burung Murai Mabung, Lebih Rileks dan Tenang
“Nelayan tinggal menangkap ikan dengan cara dipancing. Jadi tidak seperti dulu, harus cari cari dulu di mana tempat yang banyak ikannya,” jelasnya.
Namun sayangnya, kata Suparman, penggunaan alat tangkap lain, seperti garok ondol ondol telah membuat nelayan Cangkol resah. Penggunaan alat tangkap ini dianggap tak ramah lingkungan.