CIREBON, RADARCIREBON.ID – PGRI Kabupaten Cirebon dibuat kecewa. Pasalnya, usulan kendaraan operasional ke pemerintah daerah tidak direalisasikan.
“Tahun kemarin kita sudah dapat rekomendasi dari Pak Bupati mendapat kendaraan operasional tapi tidak direalisasikan oleh Bappelitbang dan BKAD,” kata Ketua PGRI Kabupaten Cirebon, Yeyet Nurhayati SPd, kemarin.
Ia mengaku, heran rekomendasi bupati bisa tidak direalisasikan. Padahal, kepala daerah punya kebijakan memberikan rekomendasi peminjaman kendaraan operasional untuk PGRi.
Baca Juga:Alokasi Kursi Dapil Tak Munculkan Kerawanan Pemilu 2024, Berikut Alasan BawasluDPRD Keluarkan Rekomendasi DOB Cirebon Timur, Begini Reaksi Bupati Imron
Tidak hanya itu, bangunan dan tanah saja statusnya masih milik Pemkab Cirebon. Sifatnya pinjam pakai. Bukan hibah.
“Gak tau kenapa, sementara kendara operasional PGRI itu untuk mobilisasi kegiatan organisasi guru,” terangnya.
Dalam kesempatan itu juga, Yeyet menyampaikan, meski kurang perhatian pemerintah daerah terhadap PGRI, namun, kegiatan PGRI tetap berjalan.
Seperti donor darah yang rutin digelar setiap tiga bulan sekali. Kegiatan ini lebih kepada gerakan sosial masyarakat.
“Kami tidak diam. Walaupun usulan atau permintaan kami tidak di ACC oleh pemerintah daerah,” katanya.
Menurutnya, hasil donor darah yang dilakukan oleh para guru pun maksimal. Lebih dari 100 labu atau 150 labu. Bahkan bisa sampai 200 labu.
“PMI nya aja kalah dari capaian labu setiap menggelar donor darah. Dan itu diakui sendiri oleh PMI-nya langsung,” tuturnya.
Baca Juga:Apel Siaga, Bawaslu Pastikan Hadir di Setiap Tahapan Pemilu 2024Kursi Terakhir Petahana Dapil 3 Terancam di Pemilu 2024
Yeyet menjelaskan gerakan donor darah ini, sebagai upaya untuk menjaga stok darah di PMI tetap aman. Dan pihaknya konsisten dengan program tersebut. Bahkan, tingkat antusias para pendonor begitu besar.
“Kami ingin terus bisa berkontribusi dalam misi kemanusiaan. Kebutuhan darah kan sangatlah tinggi. Jangan sampai stok di PMI kosong,” imbuhnya.
Artinya, manakala stok darah aman dapat segera mengatasi kebutuhan. Makanya, kata ibu tiga anak itu, tak pernah bosan menjalankan program tersebut.
“Sejak dilantik, program donor darah per tiga bulan, tak pernah alfa. Selalu diisi. Dan kita prioritaskan pesertanya dari anggota PGRI. Tapi, ada saja dari luar ikut mendonorkan darah,” tandasnya.