XL Axiata serius memperkuat dan memperluas jaringan khususnya di luar Jawa dengan pengeluaran belanja modal (capex) sebesar total Rp 9 triliun. Hingga akhir 2022, total jumlah BTS (2G & 4G) XL Axiata mencapai 144.768 BTS, dengan jumlah BTS 4G sebanyak 91.632 unit. Jumlah BTS 4G ini meningkat 19% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dengan tingkat keterhubungan dengan jaringan fiber optik mencapai 54% (fiberized).
Sementara itu, proses penataan ulang teknologi (refarming) 3G yang terus dilaksanakan hingga saat ini tinggal menyisakan kurang dari 1.300 BTS. Investasi dan strategi jaringan di sepanjang 2022 telah berhasil meningkatkan kualitas pengalaman jaringan yang lebih baik sehingga mampu meningkatkan penggunaan yang lebih tinggi. Hal ini terbukti dengan trafik yang tumbuh sebesar 22% YoY.
Untuk memperkuat struktur keuangan perusahaan, di tahun 2022 lalu XL Axiata telah berhasil menggalang dana total sekitar Rp 8 triliun, masing-masing Rp 3 triliun melalui obligasi dan sukuk pada bulan September 2022 dengan harga yang sangat kompetitif, dan sekitar Rp 5 triliun lainnya melalui right issue.
Baca Juga:Ajak Anak ke CSB Mall Banyak Pilihan Arena Bermain, Modern dan NyamanWajib Tahu, Kapan Batas Waktu Terakhir untuk Bayar Utang Puasa Ramadan
“Dana yang berhasil kami himpun tersebut telah memperkuat neraca dan memungkinkan kami untuk mempertahankan peringkat AAA nilai investasi yang kami miliki saat ini. Selain itu juga telah menyeimbangkan profil utang kami sehingga kami lebih siap menghadapi potensi kenaikan suku bunga di masa depan,” imbuh Dian.
Posisi keuangan XL Axiata sehat per akhir 2022, utang kotor tercatat di angka Rp 12,1 triliun, dengan rasio gearing net debt to EBITDA sebesar 0,49x. Utang bersih tercatat sebesar Rp 6,9 triliun.
XL Axiata tidak memiliki utang berdenominasi USD. Sebesar 64% dari pinjaman yang ada saat ini memiliki suku bunga mengambang (floating) dan 36% memiliki suku bunga tetap. Free Cash Flow (FCF) berada pada tingkat yang sehat, dengan peningkatan sebesar 54%, menjadi Rp 5,2 triliun.