MAJALENGKA.RADARMAJALENGKA – Badan Penyuluh Pertanian Kecamatan Kertajati melakukan uji laboratorium tanah sawah di sejumlah wilayah untuk memastikan kandungan hara dalam tanah agar pemupukan dilakukan dengan baik dan proporsional.
Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Kertajati Ali Imron mengungkapkan, kegiatan ini agar menghasilkan persentase capaian produksi tanaman bisa diperoleh hasil secara maksimal.
“Pemeriksaan dilakukan karena sudah banyak lahan sawah yang tingkat keasamannya sudah tinggi. Fosfat tinggi, sedangkan organiknya rendah, dan sebagainya. Sehingga produksi pertanian setiap panen rendah,” katanya, Kamis 23 Februari 2023.
Baca Juga:Seleksi Paskibraka Kabupaten Majalengka Sudah Dibuka, Ini Link DaftarnyaSebagian Panen, Harga Gabah Turun, Tapi Harga Beras Premium Masih Rp13.500/Kilogram
Ia menjelaskan dari hasil pengujian labolatorium yang dilakukan langsung di sawah Blok Koroncong dan Tegal Hoe di Desa Pasiripis, Kecamatan Kertajati menunjukkan tingkat keasaman atau PH yang sangat tinggi, sehingga harus dilakukan kaptan (kapur pertanian) atau dolomit.
Untuk unsur nitrogen ada yang dinyatakan sedang, sehingga pupuk urea cukup dengan 200 kilogram dalam satu hektare hanya untuk Tegal Hoe dibutuhkan 250 kilogram per hektare, kandungan fosfatnya masih ada dan kebutuhan fosfat cukup pemupukan NPK.
“PH menunjukkan keasaman, kandungan pupuk organik jauh dari semestinya. Ketika pemeriksaan dilihat di botol reaksi kimia ada dua centimeter cukup kandungan organik. Ada juga yang hanya beberapa milimeter saja. Sehingga harus dilakukan pengapuran kapur pertanian (kaptan), dolomit dan pupuk organik,” ungkap Ali.
Menurutnya yang jadi permasalahan ada dua, pertama PH yang asam dan kandungan organik yang rendah. Sementara lainnya seperti nitrogen cukup, MHK, kandungan kimianya cukup.
Ada sebagian titik hasil uji lab direkomendasikan untuk menaikan PH tanah dengan memberikan kapur pertanian (dolomit) yang kandungan kalsium oksida dan magnesium oksida sebanyak 500 kilogram per hektare, dan pemberian pupuk organik karena hasil ujinya kandungan organiknya rendah.
“Pemeriksaan atau uji lab ini memastikan kondisi tanah sawah. Jika PH sesuai dan kandungan lainnnya bagus maka pupuk akan terserap oleh tanaman. Sebaliknya kalau tanah sakit maka pupuk tidak terserap secara maksimal, maka hasil pertanian yang diperoleh tidak akan maksimal juga,” beber Ali Imron.