“Nah, makanya tiga hari ini keamanan sengaja dikondisikan ada perbantuan dari TNI. Jadi, mulai Senin selama dua minggu kami akan beres-beres, mengevaluasi mana yang berhasil dan mana yang kurang. Jadi, ini bagian dari proses sampai suatu hari nanti tempat ini seperti yang dicita-citakan,” jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan Kang Emil, berdasarkan hasil monitoring bahwa para PKL yang berjualan di area masjid lebih banyak pedagang luar. Artinya, bukan warga lokal Cimincrang.
“PKL itu paling warga lokal (Cimincrang) hanya 5 persen, dan 95 persennya saya wawancarai ada yang dari Garut atau daerah lainnya dengan modusnya macam-macam,” ungkapnya.
Baca Juga:Ajak Komunitas, Hari Peduli Sampah Nasional di Kuningan Pungut Sampah di Car Free DayBAHAYA Nih 25 Unit Hidran di Kuningan Rusak, Kompleks Perumahan Berpotensi Kebakaran
Melihat fakta di lapangan seperti itu, maka pihaknya mempertimbangkan salah satu yang akan menjadi bahan evaluasi ialah pengaturan para PKL saat Ramadan nanti. Karena diprediksi saat Ramadan nanti kegiatan ibadah di Masjid Al Jabbar akan lebih banyak lagi jamaah yang datang.
“Poinnya sudah kami sediakan (tempat), pasti terbatas karena ini bukan pasar. Jadi, saya kira ini niatnya memang sudah jadwal evaluasi dan mau beres-beres, bersihin karpet, supaya nanti pas Ramadan tanggal 20-an Maret. Sudah betul-betul nyaman,” ujarnya.
Warga juga setuju bahwa area masjid harus bersih, maka Masjid Al Jabbar ditutup sementara. Tidak boleh ada pedagang yang berjualan di pelataran masjid. Pengunjung Masjid Al Jabbar harus bisa menjaga kebersihan. “Makanya jagalah kebersihan di mana pun anda berada. Apalagi di tempat ibadah,” kata akun Jajang Cariman.(*)